"Bahkan di Indonesia, terdapat sekitar 1,5 juta bangsa Yahudi," papar Mutaaali jelas Direktur Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam (PKTTI) Universitas Indonesia (UI), Dr. Abdul Mutaali, dalam keterangan persnya (Minggu, 30/11).
"Siapa yang tidak kenal dengan pendiri facebook, Marck Zuckenberg, yang berdarah Yahudi? Kita tahu, sosial media (sosmed) facebook telah digunakan oleh 70 juta orang di Indonesia untuk bersosialisasi satu sama lain," sambungnya.
Menurutnya, bangsa Yahudi di Indonesia bukan "anak kecil" lagi. Mereka memiliki jaringan organisasi yang rapi serta pembinaan kader secara disiplin melalui liqo'-liqo' atau pengajian-pengajian teratur. Apalagi, mereka sudah berani merayakan Hari Kelahiran negara Israel. Hal ini jelas menunjukkan eksistensi Yahudi di Indonesia.
Di dunia internasional, Israel bersekutu erat dengan Negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS). Perseketuan tidak suci (
unholly alliance) itu meliputii bidang politik, ekonomi, HAM, media, PBB dan Amerika Serikat (AS). "AS mustahil bersikap adil terhadap Palestina. Namun, negara-negara Islam juga mustahil mengerem kebiadaban Israel tanpa peran serta AS," ungkapnya.
Terkait hegemoni Israel ini, Mutaali pun teringat kisah almarhum mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ketika mengikuti acara yang digelar Shimon Peres Foundation di New York, AS.
Dalam pertemuan konferensi itu, Gus Dur tiba-tiba keluar dari konferensi. Keluarnya Gus Dur ini tentu diikuti seluruh peserta konferensi dari Indonesia, termasuk istrinya, ibu Shinta Nuriyah.
Shinta pun bertanya kepada Gus Dur: Kenapa keluar dari konferensi? Gus Dur menjawab: "Kalau kita terus ikut dalam konferensi itu, saya khawatir Indonesia terkena adzab Allah SWT," jelas Mutaali.
Hal ini membuktikan pendekatan Gus Dur terhadap Israel tidak bermaksud menjadikan Indonesia sebagai sekutu dekat. Namun, semata-mata karena hegemoni Israael yang luar biasa dan dekat dengan kehidupaan sehari-hari.
Termasuk berbagai produk minuman, makanan, elektronik, informasi, pakaian, media, dan industri yang ada di Indonesia. Hampir semuanya terpengaruh bangsa Yahudi.
Meskipun hegemoni Israel sangat besar di level internasional, saat ini posisi geopolitik Israel sedang terjepit. Negara-negara Uni Eropa seperti Perancis, Inggris, Spanyol dan Norwegia telah mengakui Palestina dengan level diplomatik berbeda-beda.
Bahkan Rusia, khususnya Dinas Rahasia KGB, mengklaim bebas dari pengaruh Israel. Perancis dan Inggris juga tidak harmonis dengan Israel karena faktor minyak. Dua negara itu tidak mendapat perhatian penuh dari negeri Paman Sam soal pembagian minyak di Iraq dan Libya. Padahal, keduanya sekutu AS di NATO dan sama-sama ikut menggempur Libya dan Iraq.
[zul]
BERITA TERKAIT: