Nelayan Tradisional Tak Masalah BBM Naik, Asal...

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Rabu, 12 November 2014, 19:15 WIB
rmol news logo . Nelayan tradisional bisa menerima harga BBM bersubsidi dinaikkan. Syaratnya, pemerintah harus menjamin kesejahteraan mereka dengan membuat program-program yang nyata.

"Begini sajalah, dari pada sibuk mencari-cari kesalahan nelayan dan pemerintah soal subsidi BBM bagi nelayan tradisional, sebaiknya segera direalisasikan saja dulu program-program kesejahteraan nelayan tradisional. Tidak usah pula ada yang hendak menaikkan harga BBM dan mencabut subsidi BBM dari nelayan tradisional dengan pakai acara mencari-cari kesalahan Nelayan,” ujar Ketua DPP Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Siswaryudi Heru kepada Rakyat Merdeka di Jakarta.
 
Dikatakan Siswaryudi Heru, jika pemerintah kekeuh hendak mencabut subsidi BBM dari nelayan tradisional maka sebaiknya dipikirkan dan dilakukan dulu program nyata untuk membantu para nelayan tradisional itu untuk menjalankan roda kehidupannya sehari-hari.
 
"Kita bicara tentang nelayan tradisional loh, bukan nelayan pengusaha ya. Sebab, yang sangat membutuhkan perlindungan dan jaminan kesejahteraan itu ya nelayan tradisional," paparnya.

Data statistik nelayan mencatat, saat ini ada 7 juta nelayan miskin yang tersebar di daerah pesisir. Belum termasuk nelayan ikan darat. Mereka semua sangat membutuhkan uluran tangan ril dari pemerintah untuk menopang kehidupannya.
 
Dijelaskan Wakil Komisi Tetap (Wakontap) Bidang Kelautan Dan Perikanan Kamar Dagang Dan Industri (Kadin) Indonesia itu, paling tidak ada lima program utama yang harus sudah dilakukan pemerintah kepada nelayan tradisional agar bisa memikirkan menaikkan harga BBM.
 
Kelima program utama itu adalah Pembangunan Desa Nelayan, membuat Kartu Pintar Nelayan, Ketersediaan Puskesmas Keliling bagi Neyalan Tradisional (Pelayanan Kesehatan), membangun pusat atau semacam Bulog Perikanan bagi Nelayan serta dilakukannya pendidikan dan pemberdayaan bagi isteri nelayan dan anak-anak nelayan tradisional.
 
Program-program itu, kata Siswaryudi, dilaksanakan terlebih dahulu bagi nelayan tradisional, kemudian dievaluasi kesiapan dan pelaksanaannya, untuk kemudian bisa disimpulkan apakah sudah bisa dicabut subsidi BBM dan dinaikkan harga BBM bagi nelayan itu.
 
"Kita tidak akan menolak kenaikan harga BBM jika program-program itu sudah berjalan. Karena itulah, sebaiknya segera dibuatkan solusi bagi nelayan kecil dan tradisional itu dengan program-program nyata terlebih dahulu," pungkasnya.[dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA