Ultah Hari Listrik Sudah Ke-69 Tetapi Byar Pet Masih Terjadi

Kinerja PLN Dinilai Buruk

Rabu, 29 Oktober 2014, 09:24 WIB
Ultah Hari Listrik Sudah Ke-69 Tetapi Byar Pet Masih Terjadi
pt pln
rmol news logo Publik media sosial membahas Ha­­­ri Listrik Nasional ke- 69 yang di­peringati, kemarin. Tweeps berha­rap, listrik byar pet berkurang di ma­sa pe­merintahan Jokowi-JK.

Di jejaring sosial Twitter, ac­count @nababan_tulus menilai, pe­­ri­ngatan Hari Listrik Nasional be­­lum ada efeknya bagi masyara­kat. Sebab, hingga saat ini masih ba­­nyak rakyat Indonesia di daerah ter­pencil belum menikmati fa­sili­tas listrik.

“Rakyat belum dapat pelayanan lis­trik maksimal. Yang rakyat kecil da­pat itu lampu mati, dan pembaya­ran bengkak,” kicaunya.

Account @rejajonk bilang, setiap tahun jelang peringatan Hari Listrik Na­sional pemerintah pasti menaik­kan tarif listrik.

“Yang cocok itu peringatan hari kenaikkan tarif listrik,” sindirnya.

Account @diary_tere mengata­kan, umur Hari Listrik sudah men­ca­pai 69 tahun. Sayangnya, pela­yanan lis­trik kepada masyarakat umum ma­sih buruk.

“Pelayanan listrik di daerah per­batasan masih kayak zaman kegela­pan,” katanya.

Account @budhihando­yo34 ber­ke­­lakar, Hari Listrik Nasional hanya dijadikan PT PLN sebagai hari un­tuk mengingatkan masyarakat agar membayar tagihan listrik tepat waktu.

“Hari listrik cuma mengingatkan agar warga tidak menunggak pem­ba­yaran, hehe,” ledeknya.

Tweeps @dellov bilang, agar lis­trik nasional tidak sering mengalami pemadaman dan PLN tidak rugi, lebih baik listrik dikelola pihak swasta. “PLN dijual saja ke swasta, dari­pada laporannya rugi melulu,” ucap­nya.

Tweeps @amelia_dwsr meya­yang­kan, kendati PLN sudah mene­rapkan sistem voucher, namun pe­madaman listrik masih saja sering terjadi. “Percuma bayar listrik pakai to­ken, kalau tiap hari mati listrik ju­ga,” kicaunya.

Tweeps @reikymainaky berharap, Presiden dan Wakil Presiden Joko­wi-JK membenahi permasalahan listrik, khususnya di daerah-daerah.

“Coba Pak Jokowi dan menteri baru dateng ke daerah. Pasti kaget melihat banyak wilayah masih gelap gulita,” kicaunya.

Tweeps @haryantierlin berha­rap, setelah peringatan hari listrik nasional, pelayanan listrik dari PLN kepada masyarakat semakin mem­baik.

“Semoga PLN tidak sering padam lagi. Seperti yang dialami di kota kami Probolinggo Jatim.  Dua ming­gu sekali padam,” kicaunya.

Tweeps @bagas_raya optimistis, pemerintahan Jokowi-JK dapat mem­benahi pengelolaan listrik na­sional, dari pemerintahan sebelum­nya yang carut marut.

“Semoga PLN tambah sukses. Apalagi sekarang Menteri ESDM dan BUMN baru lebih meyakin­kan,” kicaunya.

Tweeps @RakhmanT10 menga­jak rakyat Indonesia bersama-sama menghemat listrik, sebagai langkah memperingati hari listrik nasional.

“Yup, sama-sama kita hemat energi,” ajaknya.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji menjelaskan, peringa­tan Hari Listrik Nasional (HLN) ke 69 adalah milik rakyat.

“Hari Listrik Nasional bukan ha­nya milik PLN namun hari kita se­mua, dimana kita memeringati peris­tiwa nasionalisasi perusahaan-per­usahaan listrik yang sebelumnya di­kuasai penjajah,” katanya.

Nur menjelaskan, Presiden Soe­karno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pe­ker­jaan Umum dan Tenaga untuk menampung perusahaan-perusahaan listrik tersebut. Saat itu kapasitas pembangkit tenaga lisrik sebesar 157,5 Mega Watt (MW).

Tantangan yang dihadapi sub sektor ketenagalistrikan, menurut Nur, di antaranya adalah menjaga kecukupan pasokan listrik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan terus meningkatkan angka rasio elektrivikasi yang hingga saat ini sudah mencapai 81 persen. Dengan tantangan setiap tahun terdapat mini­mal 3 juta pelanggan baru yang harus disambung.

Dia melanjutkan, fakta ini menun­tut kesiapan penyediaan infrastruk­tur untuk mendukung pertumbuhan konsumsi listrik sebesar 8-9 persen per tahun atau setara dengan pe­nam­bahan daya listrik sebesar 5.000 me­gawatt (MW) per tahun.

“Saat ini kapasitas terpasang pem­bangkit secara nasional telah men­capai 49.701 MW, dimana 37.464 MW dimiliki oleh PLN dan sisanya di­miliki oleh swasta dan sewa,” tu­kas­­ Nur. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA