Karena ISIS dinilai seperti gerakan neo-khawarij lainnya, yaitu radikal dan ekstrem, yang jelas tidak sejalan dengan mainstream umat Islam di Indonesia.
"Sehingga wajar kalau dapat kecaman dari ormas-ormas di Indonesia, sebagaimana dulu ormas Islam juga mengecam Taliban dan Al Qaida," ujar dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ma'mun Murod Al Barbasy kepada
Rakyat Merdeka Online (Sabtu, 9/8).
Namun, Ma'mun Murod tidak sepakat dengan cara ormas-ormas Islam yang berlebihan dalam menyikapi ISIS tersebut.
"Bahwa negara pun mengancam akan cabut status kewarganegaraan mereka yang mendukung dan menjadi bagian ISIS. Ini terlalu berlebihan," ungkapnya.
Lebih jauh menurutnya, munculnya ISIS yang mendapat respon positif dari sebagian umat harus dilihat sebagai bentuk "kegagalan" ormas mainstream seperti Muhammadiyah dan NU dalam mendakwahkan Islam yang
tawashuth (moderat).
[zul]
BERITA TERKAIT: