Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia, sayap PDIP, Faozan Amar menilai ilustrasi Amien Rais yang menggambarkan Pilpres sebagai Perang Badar merupakan provokasi dengan menggunakan sentiman agama.
"Saya kira pernyataan tersebut sangat berlebihan dan cenderung provokatif. Mestinya tokoh sekaliber Pak Amien, memberikan teladan yang baik dalam menyampaikan statemen, sehingga menyejukkan dan enak didengar telinga rakyat," jelas Faozan pagi ini (Jumat, 30/5).
Aktivis Muhammadiyah yang tergabung dalam Tim Relawan Matahari Indonesia untuk pemenangan Jokowi JK ini meminta semua pihak untuk tidak menggunakan isu SARA. "Jadi mari kita stop isu provokasi SARA, dan menggantinya dengan adu visi, misi dan program antar capres cawapres dalam memakmurkan rakyat," tegasnya.
Sebelumnya, Amien Rais menegaskan, pihaknya belum memikirkan posisi menteri dalam koalisi Merah Putih yang diperkuat Gerindra, PAN, PKS, PPP, Golkar, serta PBB tersebut. Karena saat ini mereka lebih konsentrasi memenangkan Pilpres. Untuk memenangkannya, Amien meminta pendukung Prabowo-Hatta menggunakan mental Perang Badar.
"Dahulukan perjuangan ketimbang bagi-bagi harta rampasan perang. Jangan (mental dalam) Perang Uhud,
wani pira atau bagaimana nanti rampasan perangnya," kata Amien Selasa lalu saat menghadiri acara Isra Mikraj di Masjid Al Azhar, Jakarta.
Amien menjelaskan, prajurit umat Islam yang dipimpin Nabi Muhammad dalam Perang Uhud telah kemasukan kepentingan pribadi yang berorientasi dunia. Dalam Perang Uhud, prajurit berperang bukan untuk kebenaran dan keadilan, melainkan demi harta rampasan perang.
Tak pelak, dalam peperangan itu umat Islam menelan kekalahan. Bahkan, wajah Rasulullah terluka dan gigi gerahamnya tanggal. Banyak pasukan umat Islam yang terbunuh, termasuk Hamzah paman Rasulullah
Sebaliknya, Amien menyebut bahwa perjuangan para prajurit dalam Perang Badar adalah ikhlas membela kehormatan diri dan Tanah Air. Karena itu, tutur Amien, kemenangan dapat digenggam dalam Perang Badar. Padahal saat itu, pasukan kaum Muslim hanya 313 orang. Sementara pasukan lawan berjumlah 1.000 orang.
Sebagai kaum Muslimin, Amien pun menganjurkan penggunaan mentalitas Perang Badar, bukan Perang Uhud. "Jadi, kalau mulai maju (niatnya seperti di) Perang Uhud, insya Allah kalah. Kalau (niatnya seperti di) Perang Badar, ini siapa, menterinya siapa, itu nanti, insya Allah kita kali ini dimenangkan," ucap Amien, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu.
[zul]
BERITA TERKAIT: