Sekarang, belum genap dua tahun menjadi orang nomor satu di Ibukota, Jokowi sudah menapaki jalan menuju posisi puncak di negeri ini. Bahkan, beberapa partai sudah melampangkan jalan dengan memberikan tiket pencalonan kepadanya dalam Pemilihan Presiden 2014 ini.
Apa rahasia Jokowi bisa menduduki jabatan-jabatan prestisius tersebut?
Menurut Direktur The Indonesian Reform Syahrul Efendi Dasopang, Jokowi sukses dalam pertarungn politik karena menerapkan politik kancil. Politik kancil adalah politik pura-pura bersikap simpatik, padahal punya tujuan tersembnyi untuk kepentingn diri sendiri dengan memanfaatkan orang lain.
"Kancil yang krempeng-lemah tapi sedikit lincah, mampu menipu buaya-buaya yang ganas sebagai jembatan bagi dirinya untuk sampai di seberang sungai," jelas Syahrul kepada
Rakyat Merdeka Online (Jumat, 16/5).
Menurut Syahrul politik kancil itulah yang diterapkan Jokowi dalam meraih kursi Gubernur DKI Jakarta dan sekarang sedang 'berburu' jabatan Presiden RI.
"Nah Jokowi juga sama. Pada Pemilu DKI Jakarta, ia dapat memanfaatkn Prabowo Subianto (Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra). Macan saja mampu dia perdaya, apalagi cuma banteng gemuk," ungkap Syahrul.
"Bahkan belum apa-apa, 'buaya kuning' sudah mulai merapat untuk siap menjadi jembatan bagi si kancil menyebrangi sengai sekali lagi," imbuh mantan Ketua Umum PB HMI ini.
Pada Pilgub Jakarta 2012 lalu, Jokowi didukung PDIP dan Partai Gerindra. Sementara di Pilpres 2014 ini, Jokowi sudah didukung tiga partai. Yaitu, PDIP, PKB dan Partai Nasdem. Sementara Golkar mulai melakukan pendekatan agar berkoalisi dengan mengusung Jokowi.
[zul]
BERITA TERKAIT: