Luar Biasa Kalau Golkar-Demokrat Berkoalisi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Selasa, 13 Mei 2014, 07:51 WIB
Luar Biasa Kalau Golkar-Demokrat Berkoalisi
hendri satrio
rmol news logo Saat ini ada dua nama calon presiden yang menguat. Yaitu, calon presiden PDIP Joko Widodo dan calon presiden Prabowo Subianto. Karena itu rakyat menunggu capres alternatif dua calon tersebut.

"Capres ketiga bisa terjadi bila Golkar-Demokrat membuat poros baru. Kendati hingga saat ini SBY masih belum mau menerima Ical, dalam politik semua bisa terjadi," jelas pengamat komunikasi politik Hendri Satrio (Selasa, 13/5).

Bila Golkar-PD membentuk poros baru, ini merupakan poros yang luar biasa, karena baru 2 partai ini yang memimpin Indonesia lebih dari 1 periode.

Namun bila poros ini terbentuk, poros ini harus mendorong capres alternatif yang baru dan fresh, bukan produk lama dan bukan pengurus partai.

"Figur Anies Baswedan sangat layak dipertimbangkan. Figur Anies jelas dapat bersaing dengan figur Jokowi dan Prabowo. Muda, tegas, bersih, pekerja Kkeras dan merakyat ada dalam sosok Anies Baswedan," ungkapnya.

Kelak, bila 15 Mei SBY mengumumkan Anies sebagai pemenang konvensi dan sebagai capres PD, ini akan mengubah konstelasi politik dan citra PD.

Siapa yang mendampingi Anies juga tidak sulit dicari. Asal tidak memaksakan Ical sebagai cawapres, poros ini bisa bersaing sengit dengan Capres yang ada.

"Figur ekonom atau militer cocok menjadi cawapres Anies. Oleh karena itu nama-nama seperti Agus Martowardoyo, Sri Mulyani, Luhut Panjaitan, Pramono Edi, Gita Wirjawan, Abraham Samad dan Rizal Ramli pantas dipertimbangkan sebagai cawapres Anies," imbuhnya.

Patut diingat, dia menambahkan, garis politik PDIP dan Gerindra yang sama akan membuat mereka berebut suara yang sama pula. Oleh karena itu Kemunculan Anies sebagai capres poros baru sangat berpeluang maju ke putaran kedua. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA