Hal itu ditegaskan pria yang biasa disapa JK itu, di sela-sela rapat pleno DMI di kantor DMI, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, kemarin.
"Para dai dan ulama harus mengubah materi dakwah mereka. Dakwah harus disesuaikan dengan zamannya agar tidak ketinggalan perkembangan," ujar JK.
Ia menegaskan, selama ini materi dakwah tidak berubah. Banyak dai, juga majelis taklim, lanjut JK, membahas persoalan itu-itu saja.
Wakil Presiden (2004-2009) itu mencontohkan, soal maulid nabi, isra mikraj, puasa, zakat, shalat, dan lain sebagainya, selama ini jadi bahan atau materi dakwah.
"Sejak kecil kita disuguhin dakwah maulid, puasa, isra mikraj, dan masih banyak lagi lainnya. Kita semua sudah hafal, tapi kalau terus disampaikan, apa yang kita dapat?" ungkapnya.
Karena itu, Ketua PMI ini meminta materi-materi yang memberikan pesan kemajuan dan bersinggungan langsung kepada kehidupan umat Islam, dijadikan materi dakwah.
"Jadikan masalah perdagangan, bisnis dalam Islam, pertanian, kesehatan, pendidikan, dan tema-tema sosial lainnya dalam berdakwah. Kalau yang jadi pengusaha sedikit, pembayar zakat juga sedikit, umat juga yang rugi," papar JK.
Jadi, lanjut dia, materi dakwah harus diubah, dengan memberikan porsi masalah muamalah lebih banyak lagi. Masalah ibadah penting, kata dia, tapi juga jangan melupakan masalah duniawi.
Untuk itu, lanjut JK, DMI kini tengah merumuskan silabus materi dakwah yang langsung berkaitan dengan hajat hidup umat Islam dan terkait dengan spirit kemajuan.
"Dengan cara itulah, selain target dakwah tercapai, juga akan memotivasi umat untuk menggapai hidup lebih maju. Kalau umat maju dan sejahtera, maka dakwah akan semakin mudah mencapai targetnya," pungkasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: