"Kita butuh pemimpin yang pandai. Tapi jangan pemimpin yang merasa pandai. Kalau merasa pandai, dia akan sombong dan tidak mau mendengar kata-kata orang lain. Kita pilih yang pandai merasa. Yang merasa kesusahan rakyat lalu dia atasi," jelasnya.
Hal itu disampaikan Jenderal Ryamizard dalam orasi budaya pada acara Malam Budaya Manusia Bintang 2014 di hotel Kartika Chandra, Jalan Gatot Subroto, malam ini (Sabtu, 22/3).
Lebih jauh, dia mengungkapkan, pemimpin juga harus mengetahui karakter bangsa sendiri dan karakter bangsa lain. Dengan mengetahui itu, pemimpin bisa mengambil pelajaran dari pengalaman bangsa lain. "Namun, kepentingan nasional harus lebih penting dari persahabatan dengan negara lain," tegasnya.
Meski begitu, dia merinci, ilmu pengetahuan hanya 5 persen dari syarat yang harus dimilik pemimpin. 10 persen keberanian mengambil keputusan, dan lainnya 5 persen. "Selebihnya, 80 persen, adalah karakter," imbuhnya.
Dia menambahkan, tugas pemimpin itu cuma dua. Yaitu, menyatukan yang dipimpin sehingga merasa nyaman; dan kedua mensejahterakan rakyat secara materi dan batin. "Cuma dua itu, tapi sangat sulit melaksanakannya," masih kata Ryamizard.
Menurutnya, mencari pemimpin sangat sulit. Berbeda dengan menemukan presiden. Karena itu dia berharap, pemilihan presiden tahun 2014 ini tidak hanya melahirkan seorang presiden, tapi juga seorang pemimpin.
[zul]
BERITA TERKAIT: