Itu antara lain yang diceritakan Prabowo Subianto ketika menyambut pimpinan media Jawa Pos Group yang mengunjunginya di Villa 08, Bojong Koneng, Bogor, Sabtu siang tadi (15/3).
Prabowo merasa perlu menyampaikan hal ini agar tamu-tamunya mendapatkan gambaran yang utuh mengenai falsafah dan nilai yang membangun kepribadian dan caranya memandang persoalan Indonesia hari ini.
"Setengah darah saya adalah Jawa, dan setengah lainnya Sulawesi Utara. Saya dibesarkan di Jakarta. Tetapi saya hidup dan dibesarkan dengan falsafah Jawa. Pengaruh Jawa lebih besar," ujar Prabowo.
Kakek dan nenek Prabowo, begitu kenang capres Partai Gerindra ini, menanamkan nilai ksatria yang dimiliki Gatot Koco.
"Ksatria itu
rame ing gawe sepi ing pamrih, siap mengorbankan jiwa dan raga. Saya ini dari kecil disebut Gatot Koco. Inilah cara orang tua zaman dulu menanamkan nilai kepada anak-anak," kata dia lagi.
Prabowo memahami Gatot Koco sebagai manusia yang memiliki otot kawat dan tulang besi. Digembleng di kawah Candradimuka untuk menjad manusia yang membela kebenaran dan membela rakyat yang lemah.
"Ini yang mempengahui visi saya dalam melihat situasi bangsa kita yang memprihatinkan," demikian Prabowo.
[zul]
BERITA TERKAIT: