Saat ini, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang bekerja di Blok Mahakam yaitu TOTAL (Perancis) yang berpartner dengan INPEX (Jepang) dengan komposisi 50 persen-50 persen. Kontrak bagi hasil Blok Mahakam ditandatangani pertama kali tahun 1967, kemudian diperpanjang pada tahun 1997 untuk jangka waktu 20 tahun sampai 2017.
Dino Patti Djalal menjelaskan, dilihat dari aspek teknologi, sumber daya manusia, dan keuangan Pertamina sudah siap untuk mengelola Blok Mahakam. Tidak ada sedikitpun keraguan bagi mantan Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat ini atas kemampuan Pertamina untuk mengelola Blok Mahakam.
"Pertamina sudah siap. Teknologi sudah sanggup, apalagi blok Mahakam terletak di laut dangkal," tegas Dino dalam Debat Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat di Hotel Novotel, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (22/2).
Semua peserta Konvensi menyampaikan pendapatnya soal masa depan Blok Mahakam karena menjadi pertanyaan moderator kepada siapa pengelolaan Blok Mahakam setelah kontrak habis pada 2017 mendatang.
Dino menjelaskan, jika Pertamina tidak diberikan pengelolaan Blok Mahakam, perusahaan plat merah itu akan selalu dipersepsikan tidak sanggup mengebor di laut dalam. "Pertamina tidak akan naik kelas," tandasnya, seperti dikutip dari rilis yang diterima redaksi Sabtu malam.
Sebelumnya, Gita Wirjawan dan Ali Masykur Musa juga menyatakan hal senada. Termasuk Menteri BUMN Dahlan Iskan. Dahlan menepis anggapan bahwa Pertamina tidak mampu mengelola Blok Mahakam sebagaimana dihembuskan selama ini. Termasuk sebelumnya kerap disuarakan, bahwa Pertamina akan hancur kalau mengelola blok migas itu, juga dibantah Dahlan.
Bekas Dirus PLN mengaku sudah berkonsultasi soal masalah itu. Menurutnya, isu bahwa Indonesia tidak mampu mengelolanya, sudah pasti terbantahkan. "Kita baru mengambil alih Blok West madura. Awalnya produksinya menurun karena kita belum siap. Tapi sekarang lebih tinggi daripada saat dikelola pendahulunya," tegas Dahlan. [zul]
BERITA TERKAIT: