Karena itu, saat ini waktunya rakyat ‘menguliti’ karakteristik, kapasitas, dan integritas setiap calon presiden yang akan memimpin Indonesia ke depan.
"Seharusnya kita sepakat, bahwa tidak ada alasan bagi Indonesia untuk tidak maju, kuat, berdaulat, dan sejahtera. Kita harus cegah lahirnya kebijakan yang bias kepada kepentingan. Rakyat harus tolak kebijakan yang sifatnya memburu rente. Selama ini sudah terlalu banyak para pemburu rente di negeri ini,†ujar guru besar psikologi UI, Hamdi Muluk, saat berbicara pada peresmian Rizal Ramli Strategic Centre (RRSC), di Jakarta, Kamis (13/2).
Sehubungan dengan itu, dia berpendapat rakyat harus ‘menguliti’ tiap capres sampai ke
personality-nya. Harus dilihat adakah kemungkinan menjadi orang serakah, curang, culas, dan
rent seeking. Tidak mungkin memberi amanah kepada orang yang diragukan karakternya. Indonesia hanya membutuhkan sekitar 1.500 orang baik dari 250 juta penduduknya untuk mengurus negara ini menjadi lebih baik.
Menurut Hamdi, para pemburu rente itu adalah orang yang ongkang-ongkang kaki namun menikmat jauh banyak daripada orang-orang yang bekerja keras. Dalam bahasa agamanya ini adalah zalim. Kesalahan terbesar bangsa ini adalah karena rakyatnya hanya diam saja melihat kezaliman itu terus berlangsung.
"Kalau orang serakah bertemu dengan orang pintar akan sangat berbahaya. Mereka akan menyusun berbagai kebijakan yang seolah-olah membenarkan perampokan uang negara oleh para pejabat publik. Rakyat tidak boleh diam saja. Caranya ke depan kita hanya akan menyerahkan urusan bangsa ini kepada orang benar-benar berperilaku terpuji, berintegritas, punya kemampuan memecahkan masalah. Dengan begitu negara tidak lagi salah urus seperti selama ini terjadi," demikian Hamdi.
[zul]
BERITA TERKAIT: