Demikian disampaikan Gurubesar Psikologi Politik Prof. Hamdi Muluk saat berbincang dengan
Rakyat Merdeka Online (Kamis, 13/2). Hamdi muluk mengakui, soal wacana pasangan itu sudah disampaikan oleh sejumlah pengamat, salah satunya, peneliti dari LIPI Ikrar Nusa Bakti.
"Saya pikir itu masuk akal saja. Jokowi-JK dalam survei juga bagus. Tapi KBPI tidak dalam rangka, memasang-masangkan. KBPI hanya memanggil putra terbaik untuk turun gunung," jelas salah seorang penggagas Komunike Bersama Peduli Indonesia (KBPI) ini.
Sebelumnya, Ikrar Nusa Bakti mengingatkan, PDIP jangan sampai salah strategi dalam Pilpres 2014 nanti. Dia memandang, Jokowi-JK lebih berpeluang menang dalam Pilpres 2014 mendatang jika kedua tokoh tersebut berhasil disandingkan
"Meski politik itu cair, tapi Jokowi-JK sebagai pasangan yang bisa memenangkan Pilpres 2014. Itu terbukti dalam banyak survei, dan bahkan kata intelejen asing yang sudah memprediksi Jokowi-JK akan menang. PDIP pun akan terdongkrak suaranya menjadi 24 persen," tegas Ikrar.
Dalam hasil survei Pusat Data Bersatu (PDB), seperti disampaikan pendiri PDB Didik J Rachbini pertengahan bulan lalu, elektabilitas kedua tokoh tersebut kalau dipasangkan memiliki elektabilitas tinggi dibandingkan pasangan lain, yaitu 17,4 persen. Kendati demikian, Didik mengungkapkan, jika masih banyak masyarakat yang belum menjatuhkan pilihannya untuk memilih pasangan capres dan cawapres yang akan dijagokannya.
[zul]
BERITA TERKAIT: