Demikian disampaikan salah seorang penggagas KBPI, Prof. Hamdi Muluk kepada
Rakyat Merdeka Online pagi ini (Kamis, 13/2).
"Ini bagian dari pencerdasan bangsa, bagian dari partisipasi publik. Urusan negara tidak hanya diserahkan kepada partai. Negara urusan besama. Kami memberikan referensi. Kalau (partai) bersedia, (19 tokoh itu) diakomodasi, kita bersyukur," ungkapnya.
Meski begitu, Prof. Hamdi Muluk mengakui, bahwa urusan calon presiden memang hanya partai yang berhak mengusung.
"Kita hanya membukakan mata publik, bahwa kita tidak kekurangan orang baik. Banyak pendekar-pendekar bagus, tapi tidak mau turun gunung. Nah, KBPI menjemput dan mengimbau," jelasnya.
Karena itu disadari Hamdi sendiri, di antara 19 tokoh tersebut ada yang terkaget ketika disebut layak maju di Pilpres.
"Reaksinya beragam. Saya bilang nggak apa-apa. Kita tidak bicara posisi. Bersedia sumbang buat bangsa ini, sudah bagus. Kalau tidak mau capres, nggak apa-apa. Karena itu sudah domain partai. Tapi yang penting, nama Anda sudah masuk data base publik," ungkapnya.
Selain itu juga, sambung Gurubesar Psikologi Politik ini, ke depan, KBPI tidak hanya menominasikan nama-nama yang layak untuk menjadi capres saja. Boleh jadi untuk posisi lain. Saat ini diajak maju di pilpres, karena momentumnya bersamaan.
"Bisa saja nanti saat menyusun pos kementerian, sudah dapat bayangan (siapa yang cocok). Cuman selama ini belum terpanggil. Itu saja poinnya. Kita mencoba melihat dari berbagai latar belakang yang luas. Misalnya, Ignasius Jonan (Dirut PT KAI) jadi Menteri Perhubungan," tandas Hamdi merujuk pada salah seorang dari 19 tokoh tersebut.
Kemarin, KBPI sudah merilis 19 nama yang dianggap layak tampil di Pemilu 2014 mendatang. Yaitu, Tri Rismaharini (Walikota Surabaya), Ridwan Kamil (Walikota Bandung), Nurdin Abdullah (Bupati Bantaeng), Suyoto (Bupati Bojonegoro) dan Rustriningsih (mantan Wagub Jawa Tengah). Mereka dari kalangan dari birokrat atau kepala daerah.
Sementara dari kelompok penggiat sosial adalah Jusuf Kalla (mantan Wapres), Tri Mumpuni (wirausaha sosial) dan Khofifah Indar Parawansa (Ketua Umum PP muslimat NU). Dari intelektual ada dua akademisi UI Imam B. Prasojo dan Faisal Basri serta pakar bidang teknologi informasi Onno Widodo Purbo.
Selain dari unsur kepala daerah, aktivis sosial, dan intelektual, KBPI juga menjaring dari kelompok pengusaha. Mereka adalah Dr Taher (Bos Mayapada), Agung Prasetyo (CEO Kompas Gramedia), Chairul Tanjung (Trans Group), Sri Mulyani (World Bank), Ignatius Jonan (PT KAI), Emirsyah Sattar (Garuda Indonesia), Sudhamex (Garuda Food) dan Beti Alisyahbana (IBM Asia Pasifik).
[zul]
BERITA TERKAIT: