Jazuli Dipolisikan Mahfud MD, Rakyat Banten Siap Membela

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Sabtu, 25 Januari 2014, 21:00 WIB
Jazuli Dipolisikan Mahfud MD, Rakyat Banten Siap Membela
wahidin halim
rmol news logo Wahidin Halim mengaku tidak mengikuti perkembangan terkait laporan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD terhadap Ahmad Jazuli Abdillah ke Bareskrim Polri kemarin. Namun, calon gubernur pada Pilgub Banten 2011 ini tak menampik, pada saat MK menolak gugatannya terkait Pilgub Banten itu, banyak tafsir di tengah masyarakat.

"Saya tidak mengikuti perkembangan ya. Tapi kan, tafsiran-tafsiran pada saat itu sangat beragam di masyarakat Banten, terutama pendukung-pendukung saya," ujar Wahidin kepada Rakyat Merdeka Online (Sabtu, 23/1).

Wahidin mengungkapkan, beberapa hari lalu dia dimintai keterangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi terkait adanya dugaan suap dari Tubagus Chaeri Wardana kepada Akil Mochtar dalam penanganan sengketa Pilgub Banten. Dia diperiksa selaku pihak yang menggugat hasil Pilgub yang saat itu dimenangi pasangan Ratu Atut-Rano Karno.

"Saya dipanggil KPK karena waktu itu kan saya menggugat ke MK. Ditanya apa betul Pak WH menggugat, ya. Apa alasannya, karena saya merasa ada kecurangan, ada dana sosial yang dihibahkan menjelang Pilkada. Normatif saja. Makanya nggak lama. Pak Mahfud juga dipanggil," beber Wahidin, yang pada Pilgub lalu didukung Demokrat.

Karena adanya pemeriksaan itulah, tafsiran atau dugaan-dugaan adanya permainan dalam penanganan sengketa Pilgub tersebut muncul kembali di tengah masyarakat Banten, termasuk Ahmad Jazuli Abdillah, yang saat Pilgub lalu sebagai Jurubicara pasangan Wahidin-Irna Narulita.

"Jadi, seperti mengingatkan kembali peristiwa itu. Nah, karena banyak orang saling mengingatkan, karena Mahfud dipanggil, Jazuli jadi menduga-duga. Jangan-jangan Mahfud terlibat," jelasnya.

Apalagi usai diperiksa KPK, Mahfud sesumbar mengatakan, tidak ada kongkalikong dalam penanganan sengketa pilkada tersebut.

"Kan ini masih proses pembuktian. Akhirnya muncul pertanyaan bagi banyak orang di Banten, ada apa? Dia prematur ngasih jaminan tidak ada apa-apa. Akhirnya Jazuli mengeluarkan statement, dulukan dia nonton bareng (dengan Ratu Atut)," ungkap mantan Walikota Tangerang ini.

Menurutnya, komentar Jazuli itu biasa saja. "Jazuli cuma menyinggung nonton bareng sama Atut. Itu sebuah pertanyaan saja menurut saya, ada apa di balik nonton itu? Jadi bukan tuduhan. Mahfud kan bisa menjelaskan atau tidak menanggapi, tidak masalah. Sekarang dengan demokratisasi, orang kan bisa saja komentar," sambungnya.

"Tapi memang Ketua Sidang saat itu Mahfud. Saat besok mau diputuskan, malamnya (Mahfud) nonton bola bareng Bu Atut, yang tidak pernah nonton bola. Kalau Andi Mallarangeng nonton wajar, karena memang dia Menpora. Tapi saya juga tidak berani menduga-duga," bebernya.

Namun, dia menyesalkan reaksi Mahfud MD yang menyebut Jazuli kafir, bahkan binatang. Tak hanya itu, Mahfud juga langsung melaporkan bekas jubirnya itu ke Bareskrim Polri Jumat kemarin.

"Pak Mahfud mengatakan binatang, kafir. Itu sangat reaktif. Masak pernyataan Jazuli yang kurus gitu juga dilaporin ke Polisi. Paling tidak ada somasi dulu lah. Kenapa begitu reaktif? Dia kan tokoh nasional, punya etika. Kalau nggak nonton, bilang saja nggak," katanya lagi.

Namun dia memastikan, atas laporan Mahfud MD tersebut, dirinya dan rakyat Banten akan membela Ahmad Jazuli Abdillah. "Rakyat Banten, khususnya pendukung saya akan membela," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA