Setelah beberapa waktu lalu buku
Anas Urbaningrum Tumbal Politik Cikeas karya Ma'mun Murod Albarbasy sempat dicekal masuk toko buku Gramedia, kali ini buku karya aktivis senior M Hatta Taliwang
Republik Di Ujung Tanduk, Catatan Kritis Atas Rezim SBY, yang menjadi korban.
"Sangat disayangkan, di era keterbukaan sekarang ini, masih ada pihak-pihak yang melarang beredarnya karya ilmiah. Tidak seharusnya Gramedia mencekal buku tersebut," ujar Hery Sucipto, Direktur Penerbit Grafindo Best Media, pihak yang menerbitkan buku tersebut, dalam keterangan persnya (Rabu, 15/1).
Aktivis muda Muhammadiyah ini mengaku mendapat laporan dari pihak distributor bahwa Gramedia menolak buku tersebut lebih dilandasi ketakutan terhadap SBY dan rezimnya.
"Distributor sudah berusaha menegosiasi dengan pihak Gramedia, namun bagian pembelian toko buku milik Jacob Oetama itu, yakni Marjoko, tetap menolak dengan alasan judul buku terlalu kasar dan di beberapa bagian isi mempersoalkan pemerintahan SBY," papar Taufik, dari distributor Serambi, sebagaimana dituturkan Hery.
Hery menambahkan, hanya Gramedia saja yang menolak buku tersebut. Sementara toko buku lain seperti Gunung Agung, tidak ada masalah alias menerima.
Pihaknya berharap, Gramedia mempertimbangkan kembali penolakannya karena dengan pencekalan tersebut, berarti toko grup
Kompas tersebut juga telah merugikan hak publik untuk mendapatkan informasi.
"Kritikan dalam buku tersebut sudah sering kita dengar dan hal biasa saja. Pelarangan ini sangat disayangkan dan melanggar HAM," pungkasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: