Demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho pagi ini.
"Terlihat asap putih tebal-kecoklatan tinggi 150-3.500 meter. Teramati luncuran guguran lava pijar 1.000-1.500 meter dan awan panas ke arah Tenggara sejauh 1.000-2.500 meter," jelasnya.
Sejak kemarin siang, Senin (30/12), hingga saat ini, terjadi 9 kali erupsi. Tinggi letusan antara 1.000-7.000 meter. Guguran lava pijar dan luncuran awan panas mengarah ke tenggara.
"Bahkan pada pukul 22:24:54 WIB, dengan menggunakan thermalcam teramati tinggi kolom erupsi 7.000 meter dan jarak luncur awan panas 3,5 km ke arah Tenggara. Lama gempa erupsi 288 detik," ujar Sutopo.
Karena itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tetap menetapkan status Awas (level IV) dan radius 5 Km dari puncak kawah harus bebas dari aktivitas penduduk. Kondisi tersebut menyebabkan pengungsi Gunung Sinabung terus bertambah.
"Pada Senin (30/12) pukul 18.00 Wib pengungsi mencapai 19.126 jiwa (5.979 KK) tersebar di 31 titik. Ada penambahan pengungsi 305 jiwa (32 KK) dibanding pada Minggu (29/12) yang pengungsinya 18.821 jiwa (5.946 KK)," beber Sutopo.
Sementara itu, aparat TNI dan Polri terus melakukan patroli agar warga yang belum mau mengungsi segera kembali ke pengungsian. Warga di Desa Sukameriah, Desa Guru Kinayan, Desa Bekerah, Desa Simacem dan Desa Sukanalu agar betul-betul mengungsi demi keselamatannya.
Sutopo menambahkan, BNPB pada siang ini akan melakukan rapat evaluasi dan koordinasi bersama PVMBG dan kementerian/lembaga untuk mematangkan rencana kontinjensi dengan skenario terburuk dari erupsi Sinabung. "Gubernur Sumut telah memerintahkan seluruh SKPD Prov Sumut untuk membantu penanganan pengungsi Sinabung mulai hari ini," demikian Sutopo.
[zul]
BERITA TERKAIT: