Direktur Komunikasi Indonesia Indicator, Rustika Herlambang, (Senin, 30/12), menjelaskan, keterlekatan politik dan korupsi bisa juga dilihat dari figur-figur yang banyak memberikan opini politik di ruang publik. Dalam topik politik, nama Anas Urbaningrum muncul sebagai influencer kedua, setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Ini artinya, Anas dianggap media sebagai narasumber terbanyak yang dikutip berkenaan dengan topik politik," jelasnya.
Berbagai temuan tentang potret politik dalam media online sepanjang 2013 ini telah diukur oleh Indonesia Indicator (I2). I2 adalah lembaga riset berbasis piranti lunak Artificial Intelligence (AI) untuk menganalisis fenomena politik, ekonomi, sosial di Indonesia melalui pemberitaan (media mapping).
Monitoring dilakukan secara real time, 24 x 7 x 365, dengan cakupan 337 media online nasional dan daerah dalam waktu setahun, yakni 1 Januari 2013-29 Desember 2013, pukul 22.00 Wib. Metode pengumpulan dilakukan oleh perangkat lunak crawler (robot) secara otomatis dengan analisis berbasis AI, semantik, dan text mining.
Temuan Indonesia Indicator, setelah Presiden SBY (26.480 pernyataan), ada nama Anas Urbaningrum (10.752 pernyataan)-yang telah ditetapkan sebagai tersangka korupsi Hambalang-aktif memberikan opini di ruang publik. Jumlah ekspose Anas dalam topik politik bahkan mengalahkan Jokowi (8.868) yang selama ini popularitasnya melangit.
"Posisi Anas, Johan Budi, serta Abraham Samad sebagai 10
influencer terbesar topik politik makin menguatkan adanya relasi kuat antara politik dan korupsi," beber Tika, demikian ia akrab disapa.
Lebih jauh dia menjelaskan, keterlekatan antara politik dan korupsi juga dapat dicermati dari isu atau pemberitaan korupsi yang kerap dihubungkan dengan masalah partai politik dan pemilu. Hal ini juga terlihat dalam topik korupsi, korupsi politik menempati isu terbesar. "Dari 165.779 pemberitaan mengenai korupsi, 32.6% di antaranya berisi pemberitaan yang dikaitkan dengan partai politik, caleg, pilkada, dan pemilu," ungkap dia.
Temuan ini semakin memperkuat dugaan bahwa korupsi menjadi habitus politik yang terkuak melalui media sepanjang 2013. Jika politik (parpol, caleg dan pemilu) merupakan sebuah kendaraan meraih kekuasan, korupsi menjadi salah satu jalan pintas yang banyak dipakai.
Dalam temuan Indonesia Indicator tentang korupsi, kasus terbesar korupsi yang paling dibicarakan adalah Hambalang 14%, Luthfi Hasan dan sapi impor 10%, serta 9% tentang suap MK. Mereka yang terseret dan terjerat dalam kasus korupsi adalah orang-orang yang berafiliasi dengan partai politik tertentu, atau paling tidak terhubung dengan formasi kekuatan politik tertentu.
"Kasus korupsi politik berhubungan dengan semakin besarnya kebutuhan pada pembiayaan politik menjelang pemilu 2014," jelas pengamat politik Ari Dwipayana memberikan tanggapan.
[zul]
BERITA TERKAIT: