"Dari dulu saya sangat terbiasa dengan pilihan-pilihan, yang sepenuhnya melaksanakan keputusan musyawarah. Saya sangat ikhlas mempersilakan kader yang lebih baik, energik, lebih mampu menjawab tantangan Indonesia. Itu sudah menjadi perilaku politik saya dari dulu," tegas Hidayat kepada
Rakyat Merdeka Online (Senin, 30/12).
"Toh selisih suara tidak terlalu jauh. Itu artinya, dinamika masih terjadi. Saya legowo memberi kesempatan kepada apakah Presiden PKS atau Pak Gubernur Jawa Barat yang akan diajukan," sambung Hidayat.
Menurutnya, kader PKS juga akan siap menerima keputusan Majelis Syuro PKS. Mereka dipastikan tidak akan menolak kalau jagoannya tidak didukung sebagai capres.
"Pada prinsipnya kader juga sudah tahu. Dan sudah diumumkan secara terbuka oleh Sekjen (PKS) bahwa prosesnya akan berlanjut di Majelis Syuro dan bahkan ada uji publik segala macam. Kader sudah tahu bahwa tugas mereka sudah selesai, yaitu memilih. Tugas berikutnya, Majelis Syuro mengamati, dan membuat keputusan," demikian Hidayat.
Berdasarkan hasil Pemira yang dirilis kemarin, Hidayat Nurwahid di peringkat pertama dengan 55.670 suara. Kemudian Presiden PKS Anis Matta di urutan kedua dengan 48.153 suara. Sementara, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan berada di posisi ketiga dengan 46.014 suara. Menkominfo Tifatul Sembiring di peringkat keempat dengan 31.714 suara. Terakhir Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail di peringkat kelima dengan 20.429 suara.
[zul]
BERITA TERKAIT: