"Bandingkan dengan tahun ini yang mencapai rata-rata pemberitaan 21.169 per bulan. Ini artinya pemberitaan politik meningkat hampir dua kali lipat di tahun 2013," jelas Direktur Komunikasi Indonesia Indicator, Rustika Herlambang, (Senin, 30/12).
Berita politik juga menempati porsi sebanyak 12,5% dari seluruh pemberitaan di Indonesia, di luar infotainment. Topik ini jauh lebih menonjol dibanding topik korupsi atau topik kesehatan yang masing-masing menempati porsi 8%. Atau bahkan topik Capres yang hanya 2% porsi pemberitaan.
Sementara dari 272 media Indonesia yang menulis topik politik, media share terbanyak dipegang
Detik, Tribunnews, Rakyat Merdeka Online, Kompas.com, dan
Metrotvnews.com.
Berbagai temuan tentang potret politik dalam media online sepanjang 2013 ini telah diukur oleh Indonesia Indicator (I2). I2 adalah lembaga riset berbasis piranti lunak Artificial Intelligence (AI) untuk menganalisis fenomena politik, ekonomi, sosial di Indonesia melalui pemberitaan (media mapping).
Monitoring dilakukan secara real time, 24 x 7 x 365, dengan cakupan 337 media online nasional dan daerah dalam waktu setahun, yakni 1 Januari 2013-29 Desember 2013, pukul 22.00 Wib. Metode pengumpulan dilakukan oleh perangkat lunak crawler (robot) secara otomatis dengan analisis berbasis AI, semantik, dan text mining.
Namun, sayangnya, sambung Rustika, politik sebagai sebuah tindakan kolektif untuk meraih dan menjalankan kekuasaan atas dasar nilai dan nalar kebaikan bersama nampaknya kurang terlihat dalam geliat pemberitaan sepanjang 2013. Sebaliknya, 24,2% pemberitaan topik politik didominasi kasus korupsi yang berhubungan dengan politik atau partai politik.
"Kasus korupsi bahkan menjadi isu terbesar topik politik melampaui berbagai isu yang banyak dikupas oleh media, seperti sengketa pilkada, politik berbiaya tinggi, parpol, calon legislatif, serta persoalan teknis DPT," demikian Rustika Herlambang.
[zul]
BERITA TERKAIT: