Penilaian itu disampaikan pakar politik yang juga mantan Menteri Otonomi Daerah, Ryaas Rasyid, dalam keterangannya pagi ini (Selasa, 17/12).
Pada Mingu, PKB membuka panggung politik selebar-selebarnya untuk kandidat presiden Mahfud MD. Caranya, DPW PKB Jateng membuat Rakorwil dan Halaqoh Alim Ulama Nasional untuk mencalonkan Mahfud MD sebagai Presiden pada tahun 2014. "Pencalonan itu ditegaskan dalam bentuk deklerasi secara terbuka yg berlangsung di Pesantren API (Asrama Perguruan Islam) Tegalrejo Magelang," jelasnya.
Rekomendasi dalam bentuk naskah deklarasi politik ini akan disosialisasikan pada masyakarat Jateng dan dibacakan secara terbuka di depan para ulama. Naskah kemudian diserahkan secara resmi oleh Ketua DPW PKB Jateng, Gus Yusuf Khudhori, pada Sekjen DPP PKB, Imam Nahrowi.
Sementara pada Sabtu, PKB memberi panggung untuk Rhoma Irama kandidat presiden PKB yang lain. Rhoma yang juga penyanyi dangdut itu, dengan dihadiri Ketum PKB, Muhaimin Iskandar, membuka Posko Rhoma For Presiden di Jakarta.
Menurut Ryass, Muhaimin Iskandar telah memainkan kartu politik secara cerdik. Di satu sisi, ia hadir di acara Posko Rhoma. Tetapi pada sisi lain, ia menugaskan Sekjen PKB Imam Nahrowi dan Ketua lembaga Pemenangan Pemilu DPP PKB, Saifullah Maksum, untuk hadir pada deklarasi pencapresan Mahfud di Tegalrejo, Magelang.
"Ini satu permainan politik yang cerdik. PKB merangsang publik agar pilih PKB dengan menawarkan calon-calo yang populer," tandas Wantimpres ini.
Dia itu juga menilai, kedua kandidat presiden PKB itu sama-sama diberi panggung dan tak saling menjegal. Bahkan dikompetisikan secara sehat. "PKB membuka pintu untuk menawarkan calon-calonnya pada masyarakat secara terbuka," demikian Riyas Rasyid.
[zul]
BERITA TERKAIT: