"Sulit mengharapkan yang punya kompetensi terpilih," ujar pegiat anti korupsi, Teten Masduki, dalam acara Youth Election Summit (YES) "Pemilu 2014: Potensi Korupsi dan Gerakan Pemuda" yang digelar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Indonesia, Depok, (Senin, 9/12). Juga hadir sebagai pembicara Pemimpin Redaksi Rakyat Merdeka Online, Teguh Santosa.
Meski begitu, sambung Teten, sudah banyak upaya untuk meningkatkan kualitas pemilih. Tapi persoalannya lagi, partai politik yang menentukan siapa calon anggota legislatif maupun calon presiden.
"Sekarang kita memilih kacung dalam karung. Bukan lagi kucing. Demokrasi kita sulit melawan elit-elit. Apalagi kalau yang menguasai elit kotor. Korupsi bukan semata-mata menyalahgunakan wewenang dan jabatan, tapi pertarungan merebut kekuasaan dan akses ekonomi," ungkap Teten mengingatkan.
Makanya, wajah parlemen Indonesia periode 2014-2019 diprediksi tidak akan banyak mengalami perubahan. Pasalnya, hampir semua anggota DPR RI saat ini kembali maju pada pemilihan yang digelar 9 April tahun mendatang itu.
"90 persen caleg adalah incumbent. Sehingga wajah dan kualitas parlemen tidak akan berbeda dengan yang ada sekarang," imbuh Teten.
Namun demikian, Teten mengingatkan anak-anak muda atau pemilih pemula jangan sampai tidak ikut memilih. "Pemilih pemula adalah 60 persen pemuda. Kalau pemilih pemuda yang bagus golput, kita bisa bahaya," tandas bekas Koordinator ICW ini.
[zul]
BERITA TERKAIT: