Ya, kemaluan AS digosok gosok menggunakan tangan oleh tiga orang. Sementara lima orang lainnya mengeroyok memegang tangan dan kaki. Akibat tindakan asusila temannya itu, AS mengalami luka fisik yakni kesakitan di kemaluannya. Dia juga mengalami tekanan mental dan mogok sekolah karena takut oleh para pelaku yang masih satu SMP dengan korban.
Melihat kenyataan ini Arma langsung mendatangi pihak sekolah. Pihak sekolah pun merespon, seluruh orang tua pelaku dikumpulkan. Tapi meski dimediasi pihak sekolah, musyawarah mengalami jalan buntu.
Sebelum berangkat kembali kerja ke Kalimantan, Arma bermaksud memeriksa dulu anaknya ke dokter.
"Tapi sebelumnya saya mampir ke Polresta Tasikmalaya untuk minta surat pengantar," ucap Arma, kemarin siang di Ruang PPA Satreskrim Polresta Tasikmalaya.
Ceritanya berawal kala korban diajak bolos sekolah oleh delapan orang temannya. Karena masih kelas tujuh, korban menuruti ajakan teman-temannya tersebut. Tetapi sampai di kebun cabe yang tidak jauh dari sekolah, korban dipaksa membuka celananya oleh delapan pelaku yang merupakan kakak kelas.
Dengan posisi tidur telentang dan dipegang oleh lima orang, korban tidak bisa melawan lagi. Bukan hanya itu, tiga orang yang masih satu sekolahan dengan korban itu, langsung mengosok-gosok kedua tangan para pelaku kepada kemaluan korban. Ugh, korban berontak. Tapi dia kalah tenaga.
Setelah kejadian itu setiap korban hendak buang air kecil, merasakan sakit luar biasa. Ketika diperiksa ibunya, kemaluan korban bengkak dan merah. Ditanya penyebab oleh ibunya, korban hanya diam. Menurut Arma, dirinya meminta agar pihak sekolah mengeluarkan ketiga anak yang berbuat tersebut sebelum menimpa kepada anak yang lain.
[wid]
BERITA TERKAIT: