Apalagi pada Juli lalu, bertepatan dengan ulangtahunnya, Malala mendapat kesempatan berpidato di Markas Besar PBB. Di tengah aktivitasnya membela hak pendidikan untuk semua anak di muka bumi, tak hanya pujian yang mengarah pada Malala melainkan juga cibiran.
Nominator peraih nobel perdamaian itu justru dianggap sebagai bahan eksploitasi Barat oleh kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Hal itu dinyatakan oleh Koordinator Divisi Pergerakan Muslimah HTI, Cicin Yulianti, kepada Rakyat Merdeka Online di sela demonstrasi memperingati Hari Sumpah Pemuda di Bundaran HI, Jakarta, Senin (28/10).
"Malala yang menjadi ikon perjuangan pendidikan khususnya wanita justru saat ini sedang menjadi bahan eksploitasi Barat," ujar Cicin.
Menurut Cicin, kisah Malala dimanfaatkan Barat untuk membangun narasi yang berbeda soal penerapan syariat Islam.
"Saat ini Malala jadi korban Barat. Kisahnya dieksploitasi untuk membangun narasi yang berbeda, dengan visi misi memberikan gambaran penerapan syariat Islam yang memarjinalkan perempuan," imbuhnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: