Hal itu terungkap dalam surat terbuka dari 55 dokter dan profesional, termasuk tiga peraih penghargaan nobel.
Para penandatangan surat terbuka yang terbentang dari lima benua itu menyatakan saat ini 469 pekerja kesehatan ditahan dan sekitar 15000 dokter pergi keluar negeri.
Di kota terbesar di Suriah, Aleppo, hanya ada 36 perawat dibandingkan dengan sebelum perang saudara yang mencapai angka 5000 perawat.
Seperti dilansir
The Guardian, Senin (16/09), para penandatangan dalam surat itu juga mengungkapkan banyak wanita di Suriah yang melahirkan tanpa mendapat bantuan medis, operasi dilakukan tanpa obat bius, anak-anak tidak mendapat vaksi dan korban kejahatan seksual tidak menadpatkan pertolongan.
Pemenang Nobel tahun 2008 dan 2011 dalam bidang pengobatan, Dr Harald zur Hausen dari Jerman dan Jules Hoffmann dari Perancis dan mantan Direktur Jenderal WHO, Gro Harlem Brundtland turut ikut membubuhi tanda tangan dalam surat terbuka tersebut.
"Untuk meringankan efek terhadap warga sipil dalam konflik ini dan serangan kepada sistem kesehatam juga bantuan untuk rekan kami, kami meminta pemerintah Suriah dan semua pihak yang bersenjata untuk tidak menyerang rumah sakit, ambulans, suplai dan fasilitas kesehatan, pasien dan pekerja kesehatan," ujar para penandatangan dalam surat terbuka itu.
Kondisi di Suriah juga semakin parah dengan adanya wabah cacar yang mulai menyebar di daerah utara Suriah, ditambah dengan meningkatnya kasus diare dan penyakit kulit akut. Belum lagi korban kanker yang tidak mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.
Sementara itu menurut World Health Organization (WHO), 37% rumah sakit di Suriah hancur dan 20% lagi rusak parah.
[zul]
BERITA TERKAIT: