Salah satunya, kemarin, Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Sleman, Yogyakarta membedahnya dengan menghadirkan secara langsung sang penulis. Juga hadir sebagai pembicara, David, dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Dalam pengantarnya, Ma'mun yang juga alumni IMM di antaranya menyatakan, memakzulkan Anas Urbaningrum dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat adalah kerugian besar bagi partai besutan SBY tersebut.
"Ketika Anas terpilih sebagai Ketua Umum, PD itu sudah
on the track, sudah berjalan di atas
shirathal mustaqim dalam konteks regenerasi kepemimpinan," jelas Ma'mun.
Loyalis Anas Urbaningrum ini mengakui, kebesaran Demokrat tak lepas dari pengaruh sosok SBY. Namun, dia mengingatkan, tentu saja pengaruh itu tidak akan langgeng. Karenanya ketika Anas yang terpilih dalam Kongres Demokrat di Bandung 2010 lalu, sebenarnya hal itu menunjukkan adanya regenerasi yang baik, tidak saja dalam konteks kualitas kepemimpinan, tapi juga dalam konteks pembangunan institusi partai ke arah yang modern.
"Bandingkan beberapa partai lainnya masih sangat kesulitan dalam hal regenerasi kepemimpinan," ungkap bekas Sekretaris DPP Partai Demokrat Bidang Agama ini.
Namun sayang, transisi yang bagus ini justru dihancurkan pihak-pihak yang berkeinginan menjadikan Demokrat sebagai partai konservatif dengan mempertahankan tradisi politik dinastik.
"Saat ini PD telah benar-benar menjadi partai dinastik bila dibanding dengan partai lainnya, termasuk partai yang selama ini dikenal lekat sebagai partai dinastik," demikian dosen politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) yang juga Sekretaris Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Cabang Jakarta.
[zul]
BERITA TERKAIT: