suaka Australia yang ditahan di sana.
Insiden pada Jumat malam ini (19/7) terjadi setelah Australia mengumumkan bahwa para "manusia perahu" tidak lagi ditempatkan di negaranya dan semua pendatang gelap akan dikirim ke Papua Nugini untuk pemukiman permanen.
Seorang saksi mata, Clint Deidenang, pada Sabtu (20/7) mengatakan, para tahanan kemudian melarikan diri setelah membakar fasilitas tersebut.
"Hari ini adalah sejarah. Kerusuhan terbesar yang pernah terjadi di Nauru. Sekitar 500 pencari suaka melarikan diri dan sejumlah bangunan dibakar," ungkap Deidenang, seperti dikutip AFP (Sabtu, 20/7).
Seorang juru bicara dari Departemen Imigrasi Australia membenarkan ada telah terjadi kerusuhan di fasilitas Nauru semalam. Namun, ia belum bisa mengkonfirmasi persis berapa banyak tahanan yang melarikan diri dari fasilitas.
Nauru adalah salah satu negara, selain Papua Nugini dan Pulau Manus, yang menjadi bagian dari kebijakan Pasific Solution Australia, dimana Australia akan mengirimkan para pencari suaka yang datang ke negaranya.
Kebijakan ini dibuat sebagai upaya pencegahan kedatangan para pencari suaka yang sepanjang tahun telah melampaui 15.000 orang.
[ysa]
BERITA TERKAIT: