Memang, urutan pertama tetap berasal dari kalangan non-parpol, yaitu Menteri BUMN, Dahlan Iskan (20,4 persen). Tapi, publik masih memberikan apresiasi terhadap dua orang menteri asal parpol.
Pertama, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa (Ketua Umum Partai Amanat Nasional) dengan perolehan suara 11,5 persen berada di urutan empat. Kemudian, Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan (Ketua Harian Partai Demokrat) menduduki urutan delapan dengan perolehan suara 2,1 persen.
Menurut Direktur LSN, Umar S. Bakry, 1230 responden yang diwawancara masih menganggap dua orang parpol itu cukup profesional dalam bekerja. Hal lain yang mendongkrak prestasi keduanya adalah karena mereka sering mendapat sorotan media massa.
"Hatta dan Syarif sering muncul di media massa sehingga cukup populer bagi publik," ucapnya kepada
Rakyat Merdeka Online, Kamis siang (13/6).
Tapi tidak hanya itu. Kinerja keduanya juga jadi pertimbangan masyarakat. Yang lebih unik adalah Syarif Hasan. Menurut Umar, semua menteri Demokrat sebenarnya terkena dampak dari maraknya pemberitaan korupsi yang menimpa partainya. Buktinya, semua menteri Demokrat ada di "papan bawah", kecuali Syarif Hasan.
"Syarif Hasan ini termasuk yang bersih di mata publik. Dia tidak tersangkut pemberitaan korupsi. Empat menteri Demokrat yang lain kena imbas. Cuma Syarif yang tidak tersangkut isu buruk," jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, Syarif juga membidangi kerja yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Citranya dekat dengan publik.
"Bidang koperasi dan UKM itu membuat Syarif Hasan cukup sering terjun ke masyarakat," tandasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: