Rizal Ramli yang di kalangan Nahdiyin akrab disapa Gus Romli ini, mengaku mempunyai bukti sahih yang dapat menunjukkan permainan kotor calon Gubernur Jawa Timur (petahana), Soekarwo. Waketum DPP Partai Demokrat itu, menurut Rizal, sewajibnya tidak memainkan politik kartel menjelang pemilihan gubernur pada 29 Agustus
Dalam beberapa kesempatan, mantan Menko Perekonomian ini, menyatakan, politik kartel yang diperankan Soekarwo bertujuan tidak memberi kesempatan kepada calon gubernur dan calon wakil gubernur tertentu. Hal ini agar dia bersama wakilnya yang juga calon Wakil Gubernur petahana Syaifullah Yusuf dapat melenggang tanpa adanya saingan berat. Dia memastikan, praktek kartel seperti ini berindikasi politik transaksional.
Bahkan, ia tegas meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut dugaan politik uang yang terjadi menjelang Pilgub Jatim. Selain itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) juga diimbau menyelidiki praktik-praktik curang tersebut sebelum Pilgub digelar.
Tak berhenti di situ. Rizal Ramli membuka komunikasi langsung dengan Soekarwo. Lewat pesan singkat (Rizal Ramli tidak keberatan media massa mempublikasikannya), Ketua Aliansi Rakyat Untuk Perubahan (ARUP) ini mengkritik dan mengultimatum Soekarwo.
Berikut bunyi SMS-nya kepada Soekarwo, yang diteruskannya kepada redaksi, beberapa saat lalu:
Mas Karwo. Cara-cara Mas Karwo menggunakan uang untuk menggagalkan partai-partai pendukung Khofifah sangat curang dan membahayakan Mas Karwo sendiri. Kami punya bukti-bukti tentang kecurangan Mas Karwo. Cara itu membunuh demokrasi di hulunya, dan meniadakan hak rakyat untuk memilih secara adil. Kami minta Mas Karwo menghentikan cara-cara curang ini. Demi kebaikan Mas Karwo sendiri, dan rasa keadilan. Salam dan Sampai Bertemu. DR. Rizal Ramli. Pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf memang dianggap bermasalah. Direktur Lembaga Kajian dan Survey Nusantara (Laksnu), Gugus Joko Waskito, menyebut, pasangan yang didukung 32 Parpol itu benar-benar panik menghadapi Pilkada Jawa Timur.
Mereka pun mempertontonkan sinetron politik dengan membawa seluruh pendukungnya, termasuk dua partai non parlemen yang sudah mendukung dan mendaftarkan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman Sumawiredja.
"Tampak sekali mereka tidak ingin Khofifah maju sebagai Cagub. Rakyat Jawa Timur sedang dipertontonkan sinetron politik yang jelas-jelas jauh dari sifat demokratis. Pak De (Soekarwo) sedang galau rupanya," katanya beberapa saat lalu (Selasa, 21/5).
Gugus pun melihat strategi politik Soekarwo-Saifullah ini sebagai strategi politik yang salah dan narsis. Sebab bila pun Khofifah terjegal dan tidak bisa mencalonkan karena persyaratan dukungan dukungan partai kurang cukup, maka pendukung Khofifah pasti akan lari ke pasangan lain, yaitu pasangan Bambang DH-Said Abdullah.
[ald]
BERITA TERKAIT: