"UU Pemilu mengharuskan Capres diusulkan oleh Parpol. Kalau Partai Nasdem berhasil masuk dalam tiga besar, tidak mustahil kami mencalonkan bang Rizal Ramli sebagai Capres pada 2014," kata Rio Capela, Sekjen Partai Nasdem pada Diskusi bertajuk "Bedah Capres 2014; Siapa Reformis, Siapa Tidak" yang digelar Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu (26/5).
Pernyataan Rio ini pun disambut tepuk tangan panjang dari sekitar 150 peserta diskusi yang sebagian besar kru media. Ruang Gallery Cafe yang tidak seberapa luas itu pun terasa menjadi sesak oleh gemuruh tepuk tangan panjang.
Integritas Menteri Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid ini memang tidak diragukan lagi. Rekam jejaknya sarat dengan perjuangan dan keberpihakan terhadap rakyat kecil. Sebagai ekonom, sejak puluhan tahun silam anggota tim Panel Ahli Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) ini konsisten mengusung mazhab ekonomi konstitusi. Rizal Ramli bahkan dikenal sebagai penentang paling keras sistem ekonomi neoliberal yang diterapkan penguasa sejak Orde Baru dan terus berlanjut pada rezim paska reformasi.
Kendati demikian, pertanyaan besar dan paling sering diajukan adalah, kendaraan apa yang akan digunakan Rizal Ramli. Pertanyaan lain, apakah Menteri Keuangan era Gus Dur ini punya dana yang berlimpah untuk maju sebagai Capres?
"Pak Rizal, Pilpres memerlukan logistik yang sangat besar. Anda boleh saja memenuhi semua kriteria ideal sebagai Capres. Tapi mohon maaf dan dengan segala hormat tanpa kendaraan dan logistik yang memadai, saya rasa akan sia-sia belaka," tanya nakal seorang wartawati satu televisi swasta.
"Saya memang tidak punya uang. Jangankan untuk jadi Capres, jadi gubernur pun uang saya pasti tidak cukup. Tapi rakyat sudah bosan dengan orang-orang yang cuma menghambur-hamburkan duit tanpa punya visi dan program yang jelas," tukas Rizal Ramli yang sebelumnya juga menyabet gelar Presiden Alternatif versi The President Center ini, menjawab pertanyaan sang wartawan.
Menkeu era Gus Dur tersebut menambahkan, banyak contoh menunjukkan rakyat tidak bisa lagi ditipu para penjahat yang menggunakan uang untuk meraih kekuasaan. Di Brazil, misalnya, Lula yang sama sekali tidak kaya dan tidak populer, akhirnya bisa menjadi presiden. Bahkan dia sukses membawa Brazil menjadi negara paling maju di Amerika Latin. Begitu juga dengan Ahmadinejad yang dengan roh pembaharuannya berhasil menjadikan Iran maju dan sangat disegani. Bahkan di Indonesia, Jokowi dan Khofifah Indarparawansa adalah contoh nyata. Rakyat sudah semakin cerdas dan berprinsip, ambil uangnya jangan pilih orangnya.
[dem]