Sementara selama ini, kata Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, ingatan kolektif publik dibentuk bahwa penembak mahasiswa Trisakti adalah
sniper atau pasukan misterius.
"Tak banyak yang tahu bahwa pelaku adalah oknum polisi. Para pelaku sudah disidangkan pada tahun 1999 dan telah dihukum," kata Fadli Zon beberapa saat lalu (Rabu, 15/5).
Karena itu, kata Fadli, perlu ada pelurusan sejarah agar tak ada pengaburan data di masa mendatang. Apalagi peristiwa Trisakti merupakan titik balik penting dalam sejarah Indonesia kontemporer, dan empat mahasiswa yang gugur hari itu menjadi pahlawan reformasi.
Fadli sendiri menilai peristiwa penembakan mahasiswa Universitas Trisakti 15 tahun lalu itu, atau tepatnya 12 Mei 1998, menjadi
trigger huru hara Mei 1998. Dalam demonstrasi damai, empat mahasiswa Trisakti tewas ditembak oknum polisi. Peristiwa itu pun akhirnya memicu kemarahan massa dan muncul aksi penjarahan, pembakaran, serta kerusuhan di Jakarta dan kota-kota lain.
[ysa]
BERITA TERKAIT: