Berbicara pada Leader Dialogue 9 bertajuk "Pemuda untuk Indonesia" yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa FE-UI, Rizal Ramli yang juga Ketua Aliansi Rakyat untuk Perubahan itu tampil santai. Berbaju biru lengan panjang yang dibiarkan menjulur ke luar, dipadu dengan celana biru gelap, ikon perubahan ini mampu berkomunikasi secara cair dengan sekitar 200an mahasiswa.
Menurut Ketua Aliansi Rakyat untuk Perubahan (ARUP) ini, yang dimaksud dengan gesit otak adalah pemuda harus pandai. Indonesia ke depan membutuhkan para pemuda yang berotak cerdas, karena tantangan yang dihadapi juga lebih berat. Dengan kemampuan yang biasa-biasa saja, pemuda hanya akan menjadi penonton yang tidak mengambil peran penting dan strategis.
"Gesit kedua adalah gesit tangan. Artinya, pemuda harus handy atau ringan tangan. Di tataran teknis, pemuda yang handy umumnya lebih berhasil ketimbang pemuda yang pintar secara akademik. Pemuda harus bisa bekerja dan memberikan lebih dari yang seharusnya. Dulu, kalau jam 16.00 staf saya sudah siap-siap mau pulang, saya sudah prediksi ke depan yang bersangkutan tidak akan jadi apa-apa," ujar capres alternatif versi The President Center ini.
Sedangkan gesit gaul terkait dengan kemampuan mahasiswa membangun jaringan dan organisasi. Makin luas networking yang berhasil dibangun, maka kemungkinan pemuda berhasil akan semakin besar.
[dem]