Dalam program itu, setiap orang dapat bertukar kemampuan bahasanya dengan orang lain.
"Kalau kamu bisa bahasa Indonesia dan ingin bisa bahasa Jerman, di sana ada orang Jerman yang ingin belajar bahasa Indonesia. Kamu bisa ajar dia, dia juga mau ajari kamu," kata anggota Polyglot Indonesia Simon kepada Rakyat Merdeka Online sambil menunjuk ke seorang perempuan bule yang memakai kaos berwarna hijau, di Grand Indonesia, Minggu (12/5).
Pria asal Swedia ini mengatakan bahwa Polyglot rutin melakukan program itu setiap Sabtu. Juga, terdapat sekitar 30 bahasa yang siap dibarter, termasuk bahasa daerah seperti bahasa Jawa. Sayangnya, program face to face ini baru hanya dapat dilakukan di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Aceh.
Dalam rilisnya, Polyglot Indonesia mengklaim telah memiliki lebih dari 5.200 anggota baik warga Indonesia maupun warga asing. Komunitas yang didirikan pada 2012 lalu itu berharap dapat menjadi wadah bagi penggemar bahasa dengan tujuan untuk mendukung praktik bahasa, memfasilitasi pertukaran informasi seputar praktik bahasa dan budaya serta networking anatar peserta.
Bagi yang ingin bergabung, Polyglot Indonesia menyediakan webforum di www.polyglotindonesia.org.
[wid]
Kesempatan untuk dapat belajar bahasa asing gratis terbuka lebar. Pasalnya, komunitas pemuda pecinta bahasa Polyglot Indonesia memiliki program bernama Language Exchange. 
BACA JUGA: