"Dalam program ini mereka dikirim ke Harvard University untuk melanjutkan studi. Tujuannya untuk membangun rasa memahami dan meningkatkan kapasitas pejabat di tingkat lokal," kata Scot seperti tertulis dalam keterangan pers yang diterima redaksi, Jumat (19/4).
Dikatakan, sejumlah bupati dan walikota yang telah mendapatkan kesempatan belajar ke Harvard menyatakan apresiasinya atas kerjasama tersebut. Terlebih selama belajar mereka mendapatkan berbagai ilmu terkait kebijakan publik, yang sejalan dengan posisinya sebagai kepala daerah.
"Kami menyukai program ini karena akan membangun Indonesia dan membangun hubungan dengan Amerika Serikat," jelas Scot.
CEO Rajawali Foundation Peter Sondakh menambahkan, pendidikan bagi kepala daerah ini merupakan upaya pemerintah Indonesia melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam meningkatkan kerja bupati dan walikota. Sementara mengenai universitas kerjasama, Harvard, dipilih dengan pertimbangan kampus itu telah mencetak para pemimpin yang berkualitas.
"Tantangan yang dihadapi daerah saat ini sangat besar, karena itu perlu pemahaman yang luas sehingga dalam mengambil keputusan agar tepat sasaran dan tepat guna," ujarnya.
Pihaknya berharap pengiriman kepala daerah ke universitas ternama di AS itu nantinya dapat mempelajari seluk-beluk mengenai kebijakan publik. Mereka juga diharapkan mampu mempraktekkan ilmu yang didapatkan di daerahnya masing-masing. Dengan begitu akan muncul terobosan-terobosan baru dalam melaksanakan program pelayanan, sehingga manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
Program pendidikan khusus bagi kepala daerah diketahui telah menghasilkan 40 pejabat daerah sejak tahun 2011 lalu. Rencananya, pada tahun 2013 ini ada 20 kepala daerah yang lolos seleksi akan diberangkatkan ke Harvard Kennedy School.
[dem]
BERITA TERKAIT: