Masyarakat anarkis dan kian nekat melakukan
pengeroyokan terhadap polisi semakin menunjukan fenomena yang
mengkhawatirkan.
Tahun 2011 ada 20 polisi yang tewas saat
bertugas. Tahun 2012 meningkat, menjadi 29 polisi tewas dan 14 luka.
Tahun 2013 (baru 3 bulan) ada 13 polisi yang dikeroyok dan dibacok, dua
di antaranya tewas. Kasus terbaru adalah pengeroyokan Kapolsek Dolok
Pardamean AKP Andar Siahaan hingga tewas.
Karena itu, IPW berharap Polri meningkatkan kualitas latihan hingga bisa lebih profesional.
"Sebab ke depan, jumlah masyarakat yang makin nekat kian banyak, mengingat persoalan sosial ekonomi di masyarakat kian pelik dan sulit," ujar Ketua Presidium IPW Neta S. Pane (Senin, 1/4).
IPW menilai ada tiga hal penyebab munculnya fenomena pengeroyokan polisi. Pertama, kesadaran hukum masyarakat kian rendah. Kedua, kejengkelan sebagian masyarakat kian tinggi karena menilai polisi cenderung arogan, diskriminatif, dan represif.
"Ketiga, polisi kian kurang terlatih dan dalam melakukan operasi penangkapan kurang dilengkapi data-data komperhensif sehingga tidak bisa melakukan antisipasi maksimal," demikian Neta.
[zul]
BERITA TERKAIT: