Tapi politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul memastikan, ketua umum yang terpilih nantinya bukan menjadi matahari kedua bagi Partai Demokrat.
“Matahari di Partai Demokrat itu hanya satu, yakni Pak SBY. Kalau ada matahari dua, kan berbahaya,’’ kata Ruhut kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya;
Berarti yang terpilih nanti orang dekat SBY atau orang Cikeas?Bisa dikatakan begitu. Kalau ada dua matahari, nanti Partai Demokrat ke depan selalu gontok- gontokan. Itu kan tidak bagus. Apalagi, ini mau menghadapi Pemilu 2014.
Siapa saja yang berpeluang, apa Ani Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Pramono Edhie Wibowo?Saya tidak tahu pasti. Yang jelas, ketiga nama itu ada benarnya. Kita tunggu saja keputusan Pak SBY.
Anda menjagokan siapa?Kalau saya menjagokan Pramono Edhie Wibowo. Saya percaya beliau bisa terpilih. Semangat beliau kan sama seperti kami yang suka menjunjung kebersamaan.
Beliau track record-nya baik, sekarang menjadi Kepala Staf Angkatan Darat, pasti bisa diterima seluruh kader.
Kan nggak boleh berpolitik karena belum pensiun?Memang beliau pensiun 5 Mei 2013. Ini berarti harus pensiun dini. Apa susahnya sih membuat surat pensiun dini.
Kenapa Anda begitu yakin seperti itu?Kalau mau badai cepat berlalu, ketua umum Partai Demokrat itu harus Pramono Edhie. Kalau nggak beliau, badai nggak berlalu.
Kalau KLB diserahkan ke forum, tentu bisa muncul pilihan lain?Siapa yang terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Bali, belum bisa diprediksi. Sebab, nama-nama calonnya saja belum ketahuan. Makanya saya yakin nanti penentuan calon itu dilakukan secara aklamasi. Mungkin ada beberapa nama yang diajukan, lalu peserta disuruh memilih.
Bukankah kalau calon ditentukan SBY ada kesan tidak demokratis?Itu juga demokrasi. Sebagai matahari di Demokrat, tentu Pak SBY wajar sebagai penentu siapa calon ketua umum. Saya kira itu juga demokrasi dan tidak otoriter.
Apa itu tidak melanggar ketentuan partai yang seharusnya diserahkan ke peserta
KLB? Sesuai AD/ART itu tidak dilanggar. Pak SBY punya hak memilih langsung. Apalagi 33 DPD sudah menyerahkan kepada Pak SBY untuk menentukan calon ketum. Itu berarti tidak menyalahi aturan dan melukai nilai demokrasi.
Bukankah masih ada kubukubuan di Demokrat?Saya tidak bisa pungkiri, Demokrat masih ada kubu-kubuan. Kubu Anas masih ada. Begitu juga kubu Marzuki Alie juga melakukan geriliya. Tapi tetap Pak SBY yang menentukan. Semua sepakat serahkan kepada beliau. Semua kader harus siap mendukung itu.
Nama Anda disinggung masuk bursa calon ketua umum, apa ini serius atau lucu-lucuan?
Saya tidak dalam takaran mengejar posisi itu. Kalaupun ada pihak yang dukung, saya cuma bisa ucap syukur dan terima kasih.
Ibarat pohon besar, saya hanya dahan. Saya tahu diri dan sadar diri belum pantas ada di
pucuk pohon itu. [Harian Rakyat Merdeka]
BERITA TERKAIT: