"Kita mendukung BNN, dan sekalian mengawasi BNN. Saat ini sebenarnya kita kecewa pada BNN. Barang yang ditangkap kecil, seharusnya yang ditangkap harusnya bandar. Intelijen BNN kurang baik, padahal punya penyadapan," ujar Wakil Ketua Komisi III DPR, Al Muzzamil Yusuf, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta (Kamis, 7/3).
Yusuf meminta agar BNN bekerja bisa bekerja seperti KPK yang memberantas korupsi serta Densus 88 yang menghabisi seluruh teroris yang dahulu marak terjadi di tanah air.
"KPK dengan penyadapan sudah terpublish luar biasa, Densus dengan penyadapan juga sangat luar biasa berantas teroris, lalu
kok BNN tidak ada? Jika Densus menangkap orang-orang di tempat yang tidak jelas, tapi BNN kok tidak bisa melacak di lapas itu?" kesal Politisi PKS ini.
Karena menurut dia, kejahatan narkoba merupakan sebuah tindakan yang luar biasa berbahaya ketimbang korupsi dan teroris.
"Saya punya harapan besar dengan BNN, karena kalau kita bandingkan teroris, korupsi dan narkoba. Kalau menurut saya paling bahaya adalah narkoba, karena narkoba menyerang fisik, mental, nalar dan keluarga," tegas dia.
Muzzamil menuturkan, berbeda pada era sebelumnya, BNN hingga kini belum bisa menangkap mafia besar. Sehingga dia menilai BNN gagal menjalankan tugasnya.
"BNN belum bisa menangkap mafia narkoba. Kesimpulan saya, intelijen BNN gagal, masa sekian bulan mengikuti Raffi tidak ada itu tertangkap 1 keranjang narkoba," ungkapnya.
[ysa]
BERITA TERKAIT: