"Semua dana pendampingan berasal dari Mabes TNI dan bukan dari APBD walau APBD di sana tinggi. Animo masyarakat cukup besar terhadap pendampingan yang diberikan," jelas Made Agra dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR di gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Senin (25/2).
Dia menjelaskan ada suasana aneh pada 21 Februari 2013 dimana aksi penembakan terjadi. Sesaat sebelum pasukan OPM melakukan penyerangan , suasana di sana sepi. Warga yang bisanya keluar ke pasar atau ke tempat lain pada hari itu tidak ada. Kemudian ada seorang warga yang cukup dikenal bernama Wandi Tabuni datang ke pos TNI.
"Pada pukul 09.30 WIT, setelah sekitar 30 meter, Wani Tabuni pergi dan menghilang lalu terjadi penembakan dari berbagi penjuru ke Pos TNI terdekat," ungkapnya.
Personil polisi dari kesatuan Brimob kemudian membantu TNI menembak balik serangan dan melakukan pengejaran. Namun Seroang personil TNI saat itu tertembak dan langsung meninggal dunia, sementara seorang lagi kena luka tembak.
"Analisa kami, ini perebutan pengaruh rakyat. Padahal kami tidak merebut rakyat. Kami tidak pernah punya pikiran merebut hati," ucap dia.
[dem]
BERITA TERKAIT: