"Saya kira faktor rakyat memilih kami karena mereka mau mendapatkan opsi yang baru. Sebagian pemilih kami memang tak yakin apakah kami sanggup atau tidak menyelesaikan persoalan Jakarta. Tapi daripada memilih yang lama, ya memilih yang baru," kata politisi Partai Gerindra itu dalam diskusi bertema "Belajar dari Pemilukada Jakarta" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat (Sabtu, 22/9).
Dengan merendah dia menegaskan bahwa Jokowi-Ahok tidak merasa punya sesuatu yang istimewa.
"Kami hanya lakukan apa yang harusnya pejabat publik lakukan. Kami ini masih tidak sempurna memenuhi harapan warga, dan tak ada seorang pun yang sempurna," ujarnya.
Menurut dia, yang paling utama ditawarkan dirinya dan Jokowi kepada para calon pemilih di Jakarta adalah transparansi rekam jejak tanpa pernah memaksa warga memilih. Pasangan Jokowi-Ahok hanya menganjurkan rakyat untuk memilih pejabat publik yang bersih dan transparan dalam penggunaan anggaran.
"Kami jamin profesional sebagai pelayan rakyat, karena kami penuhi otak, perut dan dompet warga. Kepada rakyat kami minta tolong lihat rekam jejak kami. Kalau masih bagus, bandingkan dengan calon lain. Kalau mereka lebih baik, tolong jangan pilih kami," tuturnya.
Menurut dia, sikap itulah yang disebut dengan politik akal sehat. Kemenangan bukanlah dengan cara tipuan pencitraan dan gencarnya iklan-iklan, tapi menantang rakyat untuk mengecek rekam jejak.
[ald]
BERITA TERKAIT: