Iklan Kaleng Kompas Tentang UU Migas Pelintir Bung Hatta

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/muhammad-q-rusydan-1'>MUHAMMAD Q RUSYDAN</a>
LAPORAN: MUHAMMAD Q RUSYDAN
  • Selasa, 11 September 2012, 15:25 WIB
Iklan Kaleng <i>Kompas</i> Tentang UU Migas Pelintir Bung Hatta
Sri Edi Swasono
rmol news logo Iklan kaleng tentang Undang-undang Migas yang dimuat harian Kompas dinilai bukan hanya membohongi publik, tapi juga telah memelintir pendapat pendiri bangsa Mohammad Hatta.

Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Sri Edi Swasono, menyatakan keterkejutannya dengan kalimat "Bung Hatta Anti Kapitalisme tapi tidak anti kapital" dalam iklan kaleng berbentuk opini tanpa disebut nama penulis itu.

"Bung Hatta menegaskan jika Migas harus dimiliki dan dikuasai oleh negara" ujar Sri Edi saat di dewan pers, jalan Kebon Sirih, Jakarta (Selasa, 11/9).

Ia menambahkan, Bung Hatta pernah menjelaskan tentang strategi pengelolaan Sumber daya alam. Jika Indonesia tidak punya orang ahli, bisa "menyewa" orang asing.

"Jadi bukan perusahan asing yang ambil oper, orang asing hanya menjadi pegawai" terangnya.

"Iklan itu pelintir pendapat Bung Hatta, mempermainkan pandangan negarawan" tegasnya.[dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA