"Persoalan pindah partai gejala sangat umum terjadi, tapi bila demokrasi relatif stabil, orang jarang pindah partai," kata Gurubesar Psikologi Politik Universitas Indonesia, Prof. Hamdi Muluk dalam diskusi bertajuk 'Fenomena Pindah Partai Jelang 2014' di ruang wartawan DPR, Senayan, Jakarta (Kamis, 26/7).
Dia mengungkapkan, di negara-negara maju seperti halnya AS, Inggris, Kanada sulitnya untuk berpindah-pindah partai. Bahkan, jika seorang kader ingin pindah partai, maka harus dijelaskan di depan para simpatisan dan kader partai lainnya.
"Dan terjadinya perpindahan partai karena sistem kepartaian yang lemah, dan berdirinya partai-partai politik yang tidak jelas, apakah berdasarkan platform partai dan ideologi partai, " paparnya.
Hal lain yang membuat kader partai di negara demokrasi mapan sulit pindah partai karena partai-partai yang ada hanya sedikit. Hanya bekisar dua atau tiga partai.
[arp]
BERITA TERKAIT: