Menurut pengamat politik, Adhie Massardi, saat ini ada dua kesibukan politik para menteri SBY. Pertama, politik kekuasaan untuk 2014 dan politik mencari perlindungan dari kejaran KPK. Di sisi lain, SBY sendiri tak mampu melindungi orang-orang dekatnya dari bidikan lembaga anti korupsi itu.
"SBY sedang tidak punya
power. Dengan pernyataan itu, dia justru memperlihatkan betul-betul sendirian. Dan kesendirian SBY itu tercermin dari Pilgub DKI," ujar Adhi kepada
Rakyat Merdeka Online, beberapa waktu lalu.
Kini, Sekretariat Gabungan Koalisi tidak berguna. Di koalisi SBY ditinggalkan sendirian dan begitu pula di kabinet.
"Bercermin pada Pilgub DKI, sampai detik ini kita belum lihat ada dukungan terbuka ke Fauzi Bowo dari koalisi SBY sendiri. Mungkin, ketika masuk 2013, dia lebih
lonely lagi. Dampaknya, tahun depan kabinet lebih tidak berjalan efektif," tegas Adhie.
Dia tambahkan, dari Pilgub Jakarta tercermin situasi politik di 2014, di mana siapapun kandidat yang didorong SBY serta Partai Demokrat-nya, tak akan mendapat dukungan parpol koalisi.
"Dengan kesendirian itu dia ditinggalkan oleh koalisi dan teman-temannya. Tentu saja dia tidak bisa bangun kekuatan politik baru kecuali dengan para penjilat, dengan para petualang politik yang gampang berkhianat," ucapnya.
Dua hari lalu, sebelum rapat paripurna kabinet di kantor Presiden, SBY membaca situasi politik yang segera memanas seiring semakin dekatnya Pemilu 2014. Karena itu, SBY mengingatkan para menteri yang berasal dari parpol untuk fokus menjalankan tugas pemerintahan dan melayani rakyat.
SBY mempersilakan mereka yang memang tidak bisa membagi waktu antara tugas politik dengan tugas kenegaraan, mengundurkan diri dari kabinet.
[ald]
BERITA TERKAIT: