Selain sebuah anomali dalam ilmu sosial, putaran kedua pemilihan gubernur DKI Jakarta juga dipengaruhi fenomena Joko Widodo yang berpasangan dengan Basuki Tjahja Purnama.Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengatakan Jokowi memiliki daya tarik khususyang membuat banyak orang bersedia bekerja sukarela untuknya. Dukungan yang besar ini mengalir pada sepekan terakhir sebelum pemberian suara, dan karenanya tidak terbaca oleh survei.
"Tapi tak banyak politisi dengan magnet sekuat Jokowi," ujarDenny JA kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu malam (11/7).
Selain soal anomali dan Jokowi, faktor lain yang juga mempengaruhi hasil pemungutan suara, sebut Denny JA, adalah jumlah orang yang tidak memilih dengan berbagai alasan alias golput yang mencapai 40 persen. Jumlah ini tidak proporsional.
"Misalnya, jauh lebih banyak pendukung Foke yang tidak datang ke TPS sehingga dukungan riel untuk Foke menurun," jelas Denny JA sambil mengingatkan bahwa dalam kebanyakan pilkada, lembaga survei yang kredibel biasanya terbukti akurat.
"Kita nantikan Foke versus Jokowi di putaran kedua pilkada," demikian Denny JA. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: