PILKADA DKI JAKARTA

Denny JA: (Putaran Kedua) Adalah Anomali

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Rabu, 11 Juli 2012, 22:46 WIB
Denny JA: (Putaran Kedua) Adalah Anomali
denny ja/ist
rmol news logo Beberapa lembaga survei yang berbeda, seperti Lembaga Survei Indonesia (LSI), Indobarometer, Jaringan Suara Indonesia (JSI), Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) sejak dua bulan lalu telah mengumumkan hasil survei pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta dengan hasil yang kurang lebih sama. Yakni, Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli berada di urutan pertama, sementara Joko Widodo dan Basuki Tjahja Purnama berada di urutan kedua.

Dari semua survei, selisih perolehan suara di antara kedua pasangan itu pun terbilang jauh. Di sisi lain, tidak ada satu lembaga survei pun yang pernah mengumumkan hasil survei dimana Fauzi Bowo dan pasangannya memperoleh suara di atas 50 persen.

Namun hari ini, setelah pemungutan suara usai dilakukan, dari berbagai perhitungan cepat yang dilakukan dan diumumkan stasiun televisi terlihat Jokowi dan Ahok justru melampaui Foke dan Nara.

"Apa yang sesungguhnya sedang terjadi?"

Menurut Denny JA, pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang juga dikenal sebagai salah seorang tokoh yang membangun tradisi riset dan survei politik di Indonesia, fenomena perolehan suara pilkada DKI Jakarta ini adalah sebuah anomali, atau hal yang menyimpang dari kejadian umum.

"Ini adalah anomali yang kadang terjadi dalam ilmu sosial. Dari 100 kali eksperimen, sangat mungkin 5 persen hasilnya berada di luar yang terduga," ujar Denny JA kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu malam (11/7).

Tetapi, sambungnya, ini bukan hal yang pertama kali terjadi di Indonesia. Selain di Jakarta, hal ini juga pernah terjadi dalam pemilihan gubnernur Jawa Barat. Di Amerika Serikat, yang lebih dahulu mengenal tradisi survei dan riset politik, hal seperti ini pun terjadi beberapa kali. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA