Politisi Senior Partai Golkar: Kasus Korupsi Al Quran Menyakiti Umat Islam

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Jumat, 29 Juni 2012, 23:08 WIB
Politisi Senior Partai Golkar: Kasus Korupsi Al Quran Menyakiti Umat Islam
Zainal Bintang/ist
RMOL. Maraknya kasus korupsi yang melibatkan kader Golkar harus disikapi serius. Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie harus bertindak tegas dengan melakukan terobosan menonaktifkan kader yang berurusan dengan KPK.

Demikian disampaikan politisi senior Partai Golkar, Zainal Bintang dalam keterangan pers yang diterima redaksi, Jumat malam (29/6).

"Dalam situasi dimana persaingan antar parpol menjelang Pemilu 2014 sangat tajam dan keras, maka setiap celah yang muncul akan dimaksimalkan untuk menghajar lawan politik. Terlebih jika itu kasus hukum atau korupsi, pastilah akan dimaksimalkan untuk saling mematikan sesama parpol. Bahkan tidak jarang sesama internal kader di satu parpol saling meracun," kata Bintang, yang mantan Ketua DPP Golkar periode 2004-2009.

Menurut Bintang, yang juga Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Ormas MKGR, salah satu ormas pendukung Golkar, dengan adanya kasus yang melibatkan Zulkarnain Djabar, anggota DPR Komisi VIII dari Fraksi Golkar, merupakan momentum emas bagi Ical, -panggilan Aburizal Bakrie- untuk mengambil tindakan drastis, yaitu segera menonaktifkan yang bersangkutan.

"Kalau masih harus menunggu proses hukum, cara itu terlalu normatif bahkan cenderung konservatif. Kasus korupsi dana Al Quran menyakiti hati umat Islam. Golkar harus secepatnya minta maaf kepada umat Islam. Ini bukan kriminalitas biasa, tapi luar bisa. Bahkan bisa menghancurkan populeritas Golkar di mata umat Islam yang mayoritas di negeri ini," tegasnya.

Jarak waktu yang lowong menunggu proses hukum formal, imbuhnya, akan dimanfaatkan lawan politik menggenjot Golkar, mempersepsikan Golkar sebagai sarang koruptor dan melindunginya.

"Tentu saja kondisi ini akan merugikan segala upaya untuk menaikkan popularitas Golkar di mata rakyat. Mayoritas penduduk Indonesia adalah umat Isam. Hal itu merugikan upaya mendongkrak Golkar memenangi Pemilu 2014," demikian Bintang. [arp]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA