Diplomat Indonesia yang empat tahun terakhir bertugas di Moskow, Rusia, itu adalah penulis tetap salah satu rubrik khusus di Rakyat Merdeka Online yang bercerita banyak soal di negeri bekas Uni Soviet tersebut, dengan segala evolusi sosial dan hitam putihnya sejak blok komunis tercerai berai.
Mungkin cuma pria kelahiran Yogyakarta itulah diplomat Indonesia yang amat rajin mengumpulkan catatan perjalanan diplomatiknya di negara tempat bertugas, hingga lahirlah buku berjudul
Segenggam Cinta dari Moskwa: Catatan Perjalanan di Rusia yang diterbitkan Kompas
. Aji Surya adalah orang yang senang berbagi tentang apa yang sudah dilihat dan dirasakannya. Buku setebal 248 halaman tersebut adalah "anak" kelima diplomat lulusan Pondok Modern Gontor itu yang dijadikan buku, tak termasuk dua buku lain yang belum diterbitkan. Sebelumnya ada
Vodka, Cinta dan Bunga; Moskwa-Petersbur-Vladivostok (MPV);
Seruling Diplomat (SD) dan
Panduan Hemat Keliling Rusia. Dapat diterka, negeri ketiga dimana ia ditugaskan itu punya makna tersendiri baginya.
Segenggam Cinta merupakan kumpulan dari karya Aji Surya yang ditayangkan Rakyat Merdeka Online dalam serial artikel
From Moscow With Love yang hingga kini telah mencapai tulisan ke-49. Catatan perjalanan Aji Surya tak selalu berisi soal-soal berat, namun jelas mengungkap kedalaman wawasan yang bukan sembarangan.
Misalnya, dari catatan perjalanan berjudul "The Power of Vodka" (serial ke-11). Di dalamnya, Aji mengungkap tabir lain dari Vodka, minuman beralkohol yang sangat legendaris di negeri Beruang Merah itu. Sejarah vodka pun tak lupa ia selipkan dengan apik.
"Vodka menjadi simbol persahabatan, bisnis, persekongkolan, dan sekaligus salah satu sumber kematian," demikian Aji.
Di sisi lain, ada tema yang agak berat dipilihnya ketika dia menulis artikel "Quo Vadis Kapitalisme". Dengan cermat Aji menumpahkan pengamatannya dalam keseharian rakyat Rusia yang berkaitan langsung dengan ambruknya komunisme dan sosialisme yang ditandai dengan perestroika dan glasnost (1991).
"Pelan tapi pasti, monster kapitalisme masuk ke ibukota, propinsi hingga desa-desa di Rusia. Di tengah euphoria kebebasan dan kompetisi ekonomi, produk asing terus merangsek produk dalam negeri. Alon-alon waton kelakon, dunia Barat mulai menguasai medan dan membiarkan penduduk Rusia yang belum siap berkompetisi menjadi konsumen belaka," catatnya.
Wartawan senior Rakyat Merdeka Online, Dar Edi Yoga, mencatat pribadi Aji Surya. Yoga mengenal Aji lebih dalam ketika mengantarkan pendaki tuna daksa fenomenal, Sabar Gorky, mendaki puncak tertinggi Eropa, Mount Elbrus, di Agustus tahun lalu. Sejak itu kedua insan kerap berkorespondensi.
"Salah satu sifatnya dia, selalu
menerimo dan selalu membantu siapa saja yang membutuhkan pertolongannya, seperti waktu kami di Moskow, benar-benar dikawal hingga kaki gunung Elbrus di ketinggian 2.500 mdpl. Mungkin ini tim pendaki gunung yang benar-benar dikawal dua orang diplomat muda (bersama Enjay Diana) hingga ketinggian 2.500 mdpl," kenang Yoga.
Saat ini
Segenggam Cinta dari Moskwa yang enak dibaca itu sudah ada di sejumlah toko buku dan bisa dinikmati masyarakat Tanah Air. Namun, tak sedap rasanya jika karya itu tak disertai seremoni peluncuran, yang sampai saat ini masih direncanakan. Mudah-mudahan terwujud cepat.
[ald]