Selain berorasi, massa pekerja pers juga melakukan aksi teatrikal yang ditunjukkan dengan mengangkat lima replika pocong yang ditiupi kemenyan serta dibacakan sejumlah mantra. Pada setiap boneka pocong itu dibubuhi nama SBY, Boediono, Muhaimin, kapitalisme dan imperialisme.
"Pocong ini sebagai simbol matinya hati nurani pemimpin kita," ucap salah seorang pendemo.
Pada bagian lain, massa pekerja pers juga tampak telah menyiapkan ogoh-ogoh gurita warna oranye yang mencengkeram kamera, TV, dan radio untuk diarak mengelilingi Bundaran HI berlanjut menuju Istana Negara. Massa pekerja pers juga memamerkan ogoh-ogoh penguasa kapitalisme yang duduk di atas kursi sembari memegang cambuk yang menggambarkan menguasai bumi Indonesia.
"SBY-Boediono antek kaum modal!" teriak massa aksi lantang berulang kali.
Massa juga bersorak menghina kala nama salah seorang taipan media massa disebut. Tokoh nasional itu dianggap barisan aktivis kebebasan pers telah berbuat sewenang-wenang terhadap pekerjanya.
"Surya Paloh telah berlaku sewenang-wenang dengan memakai topeng restorasi untuk mengambil hati rakyat. Kita akan lihat hasil dari putusan hukum terhadapnya," ujar orator aksi.
[ald]
BERITA TERKAIT: