"Selama ini belum ada laporan ke MUI," katanya saat dihubungi Rakyat Merdeka Online (Minggu, 22/4).
Syamsul mengaku sedang membaca harian Rakyat Merdeka edisi hari ini yang memuat wawancara dengan Chairman IBSW, Nova Andhika terkait hal tersebut. Bila memang menerima laporan dari LSM itu, MUI Jakarta akan mempelajarinya terlebih dahulu.
"Ini persoalan, perbuatan yang dilakukan seseorang, apakah kesengajaan atau tidak, kita tidak tahu. Siapa pun perlu klarifikasi. Kita sama-sama punya kewajiban untuk mengingatkan, termasuk kepada Gubernur. Karena manusia bisa saja keliru, salah," jelasnya.
Tapi Syamsul berkelit saat ditanya pendapatnya, apakah tindakan Fauzi Bowo itu etis atau tidak.
"Saya belum tahu persis. Lihat dulu. Kalau dilihat dari pernyataan dan tanggapan Pak Gubernur, dia kan tidak tahu apa (arti) yang ia lakukan. Kita kan memberikan penilaian sesuai berdasarkan yang zhohir (yang tampak)," jelasnya.
Karena itu, dia memastikan, tidak akan memanggil Fauzi Bowo andai saja LSM itu betul-betul melaporkan cagub incumbent tersebut. Apalagi, berdasarkan hubungan ulama dan umaro yang sudah lama dibangun selama ini, dia berpendapat, tidak ada tindakan Fauzi Bowo ke arah yang dipersepsikan banyak kalangan.
"Tidak boleh hanya menilai pejabat secara sesaat saja," imbaunya.
"Jadi cukup klarifikasi saja. Kecuali perbuatan yang bersifat amoral. Tapi kalau sesuatu yang ia (Fauzi Bowo) sendiri (mengaku) tidak mengerti (apa artinya), biarlah itu jadi urusan dia dengan Tuhan," tandasnya. [zul]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: