"Kalau Ical ngotot Rapimnas yang didukung tingkat I saja, dia tidak akan mendapat dukungan dari akar rumput," kata pakar politik Universitas Indonesia, Iberamsjah, kepada
Rakyat Merdeka Online, Sabtu (21/4).
Padahal, menurut gurubesar politik itu, Golkar sudah punya tradisi konvensi yang bagus dan potensial menghasilkan calon presiden yang mengakar ke bawah.
"Pilihlah cara konvensi, DPD II juga ikutkan, jangan seperti itu (percepatan Rapimnas). Akar rumput tak akan dukung dia dan sama saja Ical menerima cek kosong," terangnya.
Iberamsjah juga tak menutup kemungkinan ada kekuatan dari luar Golkar yang sengaja ingin menghancurkan Golkar, meskipun dari sesama partai koalisi. Mereka tahu, Golkar adalah partai besar dan potensial berkuasa kembali di 2014.
Di samping itu, menurut Iberamsjah, ada orang-orang bawaan Ical dari kalangan pengusaha yang belum lama menjadi pengurus DPP Golkar, menjadi "penjilat" Ical demi merasakan kue kekuasaan yang lebih besar. Dipastikannya, orang-orang itu tak mengakar ke massa Golkar.
"Di sekeliling dia banyak penjilat karena mau jadi bagian yang menikmati kekuasaaan dari bisnis Ical yang menggurita. Mereka orang bawaan Ical dari kelompok pengusaha yang berpikir bisa membeli segalanya. Padahal tidak," paparnya.
"Sayangnya, saya rasa Ical tak merasa dijerumuskan karena dia terus dikelilingi penjilat," tambahnya.
Mantan Ketua DPP Golkar era Jusuf Kalla (2004-2009), Zainal Bintang, sebelumnya mengatakan, kebulatan tekad 27 DPD I Golkar yg mendukung Ical jadi Capres dipertanyakan validitasnya karena keputusan DPD I itu diambil dari hasil "olahan" elit DPD I, bukan hasil suara asli DPD II yang langsung bersentuhan dengan masyarakat di akar rumput.
"Ical sebaiknya jangan terlalu kepada rayuan elit-elit DPD I," pinta sesepuh MKGR itu.
[ald]
BERITA TERKAIT: