Menurutnya, Indonesia hanya disibuki Pemilihan Umum (Pemilu). Pemilu di Indonesia tidak dilaksanakan dengan serentak, sehingga bangsa Indonesia kerap hanya disibuki pesta demokrasi rakyat itu.
"Negara kita, paling sibuk Pemilu di negara, pertama tidak serentak. Ada pemilihan legislatif, presiden, 33 gubernur, ratusan kab/kota, ditambah lagi kepala desa," kata Hamdi, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (16/4).
Dijelaskannya, dalam setiap bulan itu terdapat sembilan Pemilu. Jika diratakan dalam satu minggu Indonesia akan melaksanakan dua kali Pemilu.
"Negara kita negara sibuk, Pilkada banyak. Berapa dananya, dengan banyaknya sibuk, kandidat sibuk. Berapa dananya?, KPU juga sibuk? semua sibuk," jelasnya.
Banyaknya Pemilu di Indonesia, kata Hamdi, justru akan menjadi pemborosan. Pemilu menurutnya, justru menambah tindak kejahatan korupsi di tanah air.
"Pertanyaannya, beraapa dana semua yang dikeluarkan, lalu apakah proses pemilu ini akan mengeluarka pemimpin yang baik? Catatan saya, 50 persen gubernur, bupati dan walikota yang diangkat itu, 50 persennya tersangkut kasus hukum," paparnya.
[mar]
BERITA TERKAIT: